"Jangan grogi toh yaa,dek. Santai aja"
Perjuangan dibayar Manis
Di bulan agustus, akhirnya kepastian adik ditentukan. Ada rasa bahagia karena sebentar lagi nasib adik jadi jelas, namun juga sedih kalau-kalau hasilnya nanti tidak sesuai dengan harapan kami. Terlebih, dalam perjalanannya, adik memang tidak punya cadangan apa-apa. Ya, dia tidak memiliki cadangan sekolah lain. Dengan mantap, dia memilih menjadi tentara adalah satu-satunya cita yang ia ingin raih.
Pengumuman itu tiba. Setelah tiga hari kami (saya, bapak dan ibu) menunggu kepastian resmi, yang juga membuat kami tidak berselera makan juga tidur selama itu. Mungkin juga adik yang merasa lebih.
Alhamdulilah, puji syukur kami Panjatkan.
Meski pada akhirnya adik tidak bisa kami temui, tapi kami percaya adik baik-baik saja dan mampu menaklukan kawah Chandradimuka selama tiga bulan.
Menerka-nerka kabarmu,
Jelmaan bunga tidur pemanggil risau
Rindu yang aku alamatkan,
Umpama hutang yang minta dibayar
dengan pertemuan
(Wisuda Prajurit, 2 November 17)
November, akhirnya kami bisa dipertemukan kembali. Adik kini resmi jadi bagiannya. Adik berhasil membuktikan tidak ada yang sia-sia dari perjuangannya.
"Sekarang adik jadi Tentara!", katamu sambil berbinar.
Ya, ada yang kakak tangkap dari bola matamu, masa depan yang bersinar!