Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen | "Aku Ingin Menikah, Bapak!"

12 November 2016   22:35 Diperbarui: 12 November 2016   22:40 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti dugaan Lastri, Bapak pasti tak akan mudah menerima laki-laki yang dekat dengannya. Tapi disisi lain ia punya harapan, restu yang sebentar jadi kenyataan.

Hal yang tersulit itu akhirnya datang juga, mempertemukan keduanya. Pardal dan Bapak, yang seolah punya kutub yang sama. Keras kepala.

***

Hari berikutnya. Sepasang itu kembali bertemu. Di tempat biasa, warung kecil milik Bu Sarmiyem, yang letaknya lumayan jauh dari rumah Sulastri, apalagi kalau bukan agar Bapaknya tidak tahu.

" Dal, Bapak ingin bertemu denganmu sore ini. Kamu harus menemuinya untuk memperjelas hubungan kita.", Lastri membujuk.

"Apa Bapakmu bakal menerimaku, Tri. Bukankah kamu pernah bercerita bahwa bapakmu itu pemilih. Bagaimana jika aku tak sesuai dengan keinginannya?"

" Bapak menjanjikan restu jika kamu berani datang,Dal", Lastri masih berusaha membujuk kekasihnya yang sekarang sibuk menyalakan sebatang rokok.

" Makannya, kamu harus temui dulu Dal..", lanjutnya lagi.

"Aku butuh waktu, Tri....", jawabnya singkat.

" Dal, berapa banyak waktu lagi? Dua tahun ini apa masih tidak cukup? Aku sudah memberanikan diriku mengenalkanmu pada Bapak dan diapun akan merestui kita.Apa kamu ingin mengecewakanku?"

Kali ini Pardal cukup lama terdiam. Kepulan asap rokoknya yang makin ribut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun