Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen | "Aku Ingin Menikah, Bapak!"

12 November 2016   22:35 Diperbarui: 12 November 2016   22:40 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nduk,tolong buatkan bapak teh ya.."

Sulastri sedikit terkejut dari lamunannya. Jangan-jangan Bapaknya tahu ia sedang melamun dan ia sudah diperhatikan Bapaknya sedari tadi. Karena jarang sekali Bapak meminta apalagi hanya secangkir teh.

"Iya, Pak.."

Pikiran itu segera ia benamkan.Segera Sulastri menuju dapur. Tak pernah sekalipun ia membuat bapaknya kecewa, apa yang bapak suruh padanya akan ia lakukan. Tapi soal hubungannya dengan Pardal, ia tak tahu apakah masih membuat Bapak tidak kecewa?

Lima belas menit berlalu. Sulastri keluar dari dapur dengan secangkir teh hangat dan segera ia meletakannya di atas meja,persis dihadapan Bapak.

"Monggo, pak."

"Nduk, kok buat teh saja lama? Kamu melamun,ya? Bapak perhatikan dari tadi.", kata Bapak sembari mengambil cangkir dan menyeruput teh dihadapannya.

Jleb. Ternyata dugaannya Sulastri benar. Bapak sudah memperhatikannya.

"Ng...ng...nganuu,Pak.Sulastri...Sulastri..mau memperkenalkan bapak dengan Pardal", ceplos Lastri. Ia tak bisa lagi membendung keinginannya.

"Apa dia laki-laki yang ingin menikahimu? Bawa dia kemari besok sore. Kalau kamu berhasil membawanya. Bapak akan merestui kalian. Tapi..Jangan harap restu bapak bisa kamu bawa jika dia tak berani memunculkan mukanya", nada Bapak jadi meninggi.

Bapak bukan hanya meninggalkan setengah isi cangkir teh yang ia buat, juga raganya yang hilang ditelan pintu kamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun