j. Faktor-faktor kepribadian yang lain; hadirnya sifat yang ekstrim seperti agresivitas, kebutuhan berafiliasi, atau perilaku lain yang dapat atau tidak dapat dimanfaatkan, tergantung situasi yang terjadi.
 k. Jenis kelamin; pengaruh komposisi tubuh, pengakaman, faktor-faktor budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk berprestas
 l. Usia; pengaruh usia kronologis dan kematangan pada persiapan dan kemampuan untuk mempelajari dan menampilan tugas tertentu.
3. Faktor Situasional (Situational Factors)
 Faktor situasional sebenarnya berhubungan dengan faktor lingkungan dan faktor-faktor lain yang mampu memberikan perubahan makna serta situasi pada kondisi pembelajara
- Memberikan kebebasan untuk anak berekspresi
- Melakukan pengaturan waktu, tempat, dan media agar dapat merangsang anak untuk berkreatif
- Memberikan bimbingan kepada anak untuk menentukan teknik/ cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media.
- Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembngan anak.
- Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangannya.
- Memberikan rasa gembira dan menciptakan suasana yang menyenangkan pada anak.
- Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.
- Mampu memfungsikan otot -- otot kecil seperti gerakan jari tangan
- Mampu mengkoordinasi kecepatan tangan dan mata
- Mampu mengendalikan emosi
- Metode Tanya jawab, merupakan suatu format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru.
- Metode pemberian tugas, merupakan suatu format interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya satu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, baik pemberian tugas perorangan atau kelompok.
- Metode demonstrasi, merupakan suatu format interaksi belajar mengajar yang disengaja untuk mempertunjukkan, memperagakan suatu tindakkan proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.
- Pengetian Melipat Kertas Origami
- Pengertian melipat
        Melipat adalah suatu teknik berkarya seni / kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya. Bagi anak usia Taman Kanak-Kanak, melipat merupakan salah satu bentuk kegiatan bermain kreatif yang menarik dan menyenangkan. Melalui kegiatan ini dapat mengembangkan kompetensi pikir, imajinasi, rasa seni dan ketrampilan anak. Secara khusus kegiatan melipat bertujuan untuk melatih daya ingatan, pengamatan, ketrampilan tangan, mengembangkan daya fantasi, kreasi, ketelitian, kerapian dan perasaan keindahan.
        Melipat dilakukan dengan cara mengubah lembaran kertas berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang, atau segitiga menurut arah atau pola lipatan yang diinginkan. Adapun kreativitas melipat yang dimaksudkan di sini  adalah kegiatan berlatih membuat sesuatu bentuk / model lipatan yang hasilnya bisa ditempelkan pada kertas gambar. Hasil dari lipatan yang ditempel ditambahkan hiasan dan guntingan dapat pula dijadikan hiasan gantung dengan ditambahkan tali / benang dan difungsikan sebagai mainan. (Hadi Machmud, Psikologi Perkembangan, (Kendari: CV.Shadra 2010). Hal.168.15
       Melipat pada hakikatnya merupakan kegiatan ketrampilan tangan untuk menciptakan bentuk-bentuk tertentu tanpa menggunakan bahan perekat (lem). Kemampuan ini membutuhkan ketrampilan koordinasi tangan, ketelitian dan kerapian serta kreativitas kegiatan melipat jika disajikan sesuai dengan minat anak akan memberikan keasyikan dan kegembiraan serta kepuasan bagi anak ( Sumanto, Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK, (Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Hal.99-100 19 MS. 16
      Melipat merupakan kegiatan yang dapat melatih daya ingatan, pengamatan dan melatih otot-otot tangan / jari, otot-otot mata termasuk koordinasinya dan ketrampilan
                               Â
15. Hadi Machmud, Psikologi Perkembangan, (Kendari: CV.Shadra 2010). Hal.168.