II. Kajian Pustaka
-  Anak  Usia Dini
- 1. Pengertian  Anak Usia Dini
- Â Â Â Â Â Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 - 8 tahun, yang mencakup dalam program pendidikan di taman pendidikan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan pra sekolah baik swasta maupun negeri, TK dan SD (Siti Aisyiyah dkk,2014;1,3).
- Â Â Â Â Â Pada masa anak usia dini pertumbuhan dan perkembangan pada anak berlangsung sangat cepat. Banyak ahli mengatakan bahwa perkembangan kemampuan motorik anak berhubungan dengan perkembangan kemampuan anak yang lainnya seperti perkembangan kognitif dan sosial emosional anak. Oleh sebab itu guru perlu mengembangkan kemampuan motorik anak tersebut agar dapat tumbuh dengan baik. Perkembangan fisik atau motorik anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat di ramalkan. Secara umum urutan perkembangan tersebut mengikuti pola dan urutan tertentu yang dapat di perkirakan. (Udin S, Winataputra,dkk,2012).
- Dengan demikian perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan dimana pengalaman belajar dan ketercapaian tugas perkembangan pada suatu periode akan mendasari perkembangan berikutnya.
- Perkembangan Motorik Halus AnakÂ
- Pengertian Motorik HalusÂ
     Menurut Susanto (2011) motorik halus adalah gerakan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus dilakukan oleh otot-otot kecil. Gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat.
     Sedangkan menurut Zaman (2012:19), motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Aktivitas pengembangan motorik halus anak usia dini bertujuan untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Koordinasi antara tangan dan mata dapat dilakukan dengan cara misalnya: menggambar, mewarnai, menulis, melipat, dan meronce.
      Â
 Berdasarkan kutipan – kutipan berbagai pernyataan di atas, maka pengertian motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan otot – otot kecil seperti jari –jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan koordinasi mata dan tangan
- Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus Anak Usia Dini
     Kartini kartono mengemukakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak sebagai berikut :
- Faktor hereditas ( warisan sejak lahir atau bawaan )
- Faktor lingkungan baik lingkungan rumah atau sekolah
- Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan, punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.
- Karakteristik Perkembangan motorik Halus Anak Usia Dini
     Berbagai karakteristik perkembangan motorik anak pada tahapan usia anak seperti yang dinyatakan dalam dokumen depdiknas,  2007:10) antara lain :
- Pada saat anak berusia tiga tahun mampu menjumput benda dengan menggunakan jempol dan jari telunjuknya tetapi gerakan itu sendiri masih kikuk.
- Pada usia empat tahun koordinasi motorik halus anak mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna.
- Pada usia lima tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata, dan mampu mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk.
- Pada akhir masa kanak – kanak usia enam tahun ia telah belajar bagaimana menggunakan jari jemarinya dan pergelangan tangannya untuk menggerakkan ujung pensilnya.
- Prinsip Dalam Perkembangan Motorik Halus
     Untuk  mengembangkan motorik halus anak pada usia 4 – 6 tahun di Taman Kanak – kanak agar berkembang secara optimal, maka perlu memperhatikan berbagai prinsip  Depdiknas, (2007: 13 ) menguraikan prinsip tersebut sebagai berikut :
 Memberikan kebebasan untuk anak berekspresi- Melakukan pengaturan waktu, tempat, dan media agar dapat merangsang anak untuk berkreatif
- Memberikan bimbingan kepada anak untuk menentukan teknik/ cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media.
- Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembngan anak.
- Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangannya.
- Memberikan rasa gembira dan menciptakan suasana yang menyenangkan pada anak.
- Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.
- Tujuan Peningkatan Motorik Halus
- Â Â Â Tujuan pengembangan motorik halus pada anak yaitu :
- Mampu memfungsikan otot – otot kecil seperti gerakan jari tangan
- Mampu mengkoordinasi kecepatan tangan dan mata
- Mampu mengendalikan emosi
- Metode Pembelajaran Pengembangan Motorik Halus
- Â Â Â Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengembangkan motorikÂ
- Â Â Â halus diantaranya
- Metode Tanya jawab, merupakan suatu format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru.
- Metode pemberian tugas, merupakan suatu format interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya satu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, baik pemberian tugas perorangan atau kelompok.
- Metode demonstrasi, merupakan suatu format interaksi belajar mengajar yang disengaja untuk mempertunjukkan, memperagakan suatu tindakkan proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.
 Kegiatan Menarik  Dalam Meningkatkan Motorik Halus Anak      Kegaitan yang menarik menurut adalah kegiatan yang kreatif, inovatif, kreatif, dan mengandung pendidikan, yang mampu mengubah sikap dan prilaku, pengetahuan dan pengalaman serta meningkatkan kecakapan hidup.dapat mengalihkan perhatian anak terhadap kegiatat. Berikut contoh kegiatan – kegiatan yang menarik  bagi anak yang dapat dilakukan dalam meningkatkan motorik halus anak diantaranya :
- Mewarnai dan menggambar
- Tujuan anak usia PAUD mewarnai dan menggambar bukan sekadar meningkatkan imajinasi dan kreativitas. Namun, kegiatan ini juga menjadi latihan pertama anak untuk memegang pensil dengan benar. Goresan tangan anak saat memegang krayon memerlukan koordinasi mata dan otot halus tangan. Secara perlahan, ajarkan anak untuk memegang pensil atau krayon dengan benar
- Melipat kertas
- Guru atau orang tua dapat menyediakan potongan kertas warna-warni untuk dilipat. Kegiatan ini dapat menguatkan otot-otot jari dan tangan. Agar anak dapat mulai melipat sendiri, ajari anak dengan lipatan-lipatan sederhana dulu, seperti melipat berbentuk persegi panjang (dengan satu langkah lipatan)
- Menggunting kertas
- Menggunting adalah keterampilan yang sering digunakkan anak untuk aktivitas seni,merupakan salah satu ajang melatih motorik halus anak selain menulis, menempel, meronce, dan lain-lain. Menggunting, adalah mengoordinasikan gerakan tangan kanan yang memegang gunting dan kiri memegang objek yang di gunting (Siti Aisyah,dkk,2014)
- Meronce
- Meronce adalah kegiatan memasukkan benda-benda dengan berbagai bentuk bisa dengan manik-manik, sedotan, maupun benda-benda dari bahan alam ke dalam seutas benang atau tali menjadi sebuah gelang atau kalung.Kegiatan ini berguna untuk melatih kekuatan otot-otot jari tangan khususnya jari telunjuk dan ibu jari dan kelenturan jari-jari tangan.
- Menempel dan melepas stiker
 Mengajak anak bermain menempel lalu melepas stiker dan menempelkannya lagi di tempat berbeda dapat melatih kekuatan dan kelenturan otot-otot tangan.- Meremas spons berisi air
- Kegiatan ini dapat menguatkan otot-otot jari tangan dan kelenturan jari-jari tangan.Guru atau orang tua bisa mengajak anak untuk meremas spons yang berisikan air yang telah dicampur pewarna makanan untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Melepas dan memasang kancing baju
- Praktek memasang dan melepas kancing baju berfungsi untuk memberikan rangsangan kepada jari-jari tangan untuk memegang benda kecil.Termasuk melatih koordinasi antara kedua tangan.Agar kegiatan terasa menyenangkan bagi anak, guru dan orangtua perlu melatih kesabaran dan memberi anak kesempatan di lain waktu.
- Masih banyak lagi kegiatan  menarik yang dapat dilakukan oleh guru untuk melatih kemampuan motorik halus anak seperti; beemain palydoh, bemain pasir, bermin squisy, menyusun balok, dan menyusun puzzle
- Media Pembelajaran yang digunakan Dalam Meningkatkan Motorik Halus
- Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerimapesan (Azhar Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.Sedangkan menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011:4) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.