"Jadi wajar kan kalau anaknya ngikut ayahnya?" Cercah Rades. Mungkin inilah kenapa Radit tak pernah mau menceritakan keluarganya padaku.
Ini adalah bagian lain dari takdir. Tapi apa ini benar? Ataukah ini hanya bisa-bisanya Rades untuk menjelek-jelekkan Radit?
"Lalu Najwa?"
 "Besok juga kamu bakal tahu."
Sudah larut malam, Rades menyuruhku tidur di kamar tamu. Sementara dia beranjak ke kamar Randa lagi, menemaninya sampai pagi, hingga tertidur di samping ranjang Randa.
***
 "Princess! Cepetan bangun dong!" Tak ampun Rades menggedor-gedor pintu membuatku terkaget, hampir aku terloncat dari tempat tidur.
Dengan malas ku buka pintu. "Apa?" Tanyaku sambil mengusap-usap mata.
"Bangun, udah pagi!"
Ku lihat Rades sudah berpakaian rapi, bukan seragam tentunya, karena ini minggu.
"Belum juga jam enam. Ngantuk ni."