Mohon tunggu...
Lis Liseh
Lis Liseh Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Pengajar

Apoteker dan Pengajar di Pesantren Nurul Qarnain Jember | Tertarik dengan isu kesehatan, pendidikan dan filsafat | PMII | Fatayat NU. https://www.facebook.com/lis.liseh https://www.instagram.com/lisliseh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ghost

4 Desember 2018   10:27 Diperbarui: 4 Desember 2018   11:02 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Kulo doakan semoga yang datang akan menjadi penenang, panutan, dan idaman." Ucap Akbar kemudian.

Dalam bus, kata-kata berseliweran dibenakku. Dan memang siapa lagi yang lebih mengerti tentang kekacauan perasaan selain kata-kata?

Pada mulanya kata, kau membuka  percakapan, hingga semua merumpun menjadi kita. Pada mulanya kota, latar yang biasa jadi rutinitas kini selalu menikam resah hingga tak pernah tuntas segala rindu. Pada mulanya.... hingga pada akhirnya rindu terasa begitu sendu di kota yang sesak oleh kata-kata. Tutup telinga, tak perlu mendengarkan banyak kata setiap orang yang kau temui. Tutup mata, cukupkan kedipan matamu tak perlu melotot pada tiap orang yang menyalahi kata-katamu. Tutup hatimu, sebab luka tak akan pernah sembuh jika selalu di sentuh. Hingga tiba saatnya, kau jatuh cintalah lebih dulu pada selainku. Agar kita tak berlomba mengaku paling patah hati. Toh, perasaan kita tidak  pernah bisa selesai kita tafsirkan bersama. 

Ah, kiranya jarak terjauh dari cinta bukanlah Surabaya-Jember. Tapi ketika assalamu'alaikum berbalas shalom.

Tuhan memberikan naluri pada manusia, lalu membiarkan kita melakukan banyak hal sekehendak kita sebagai lelucon semesta. Ia menetapkan aturan yang berlawanan. Lihat tapi jangan sentuh. Sentuh tapi jangan rasakan. Rasakan tapi jangan ditelan.

Sukowono, 25 Oktober 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun