Btw, aku mau kasih beberapa contoh jamuan khas keraton yang sempat kami nikmati di Ndalem Bengawan ya. Siang itu, santap siang kami dimulai dengan menikmati songgobuwono. Sebutan untuk makanan pembuka yang berberntuk seperti roti sus namun diisi dengan semur ayam. Di lidah aku rasanya unik, enak dan segar karena dipadu padankan dengan acar dan mayones homemade.
Lanjut ke main course ada gecok ganem, yakni bola-bola daging yang dimasak dalam kuah santan yang gurih tapi segar karena diberi tambahan berupa potongan tomat hijau. Di menu ini tekstur bola-bola dagingnya tidak mirip dengan kreni, namun lebih mirip dengan tekstur bakso. Siang itu gecok ganem kami dihidangkan bersama nasi dua warna, lengkap dengan lalapan dan keripik tempe.
Santap siang kami kemudian ditutup dengan pudding tape bernama manuk enom. Semua menu yang dihidangkan di nDalem Bengawan ternyata memiliki filosofi tersendiri lho! Kalau teman-teman penasaran dengan rangkaian wisata berkelanjutan yang berpusat di nDalem Keraton ini, plus tertarik mencicipi gaya ngeteh ala keraton yang sempat saya spill sedikit di atas, bisa langsung menghubungi pihak Faircle.com ya. Karena semua informasi terkait paket eduwisata  sejarah tersebut ada di sana!
Akhir kata, dear KJog, Koteka dan Faircle, terima kasih ya atas pengalaman eduwisata sejarahnya kali ini. Semoga lain waktu bisa berjumpa kembali.
Salam hangat dari Jogja,
-Retno-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H