Acara selanjutnya tak kalah spesialnya, yakni sesi tanya jawab dengan GKR Bendara. Siang itu audiensi diramaikan dengan membahas topik terkait sumbu filosofi, trend pariwisata di Jogja, beragam keunikan seputar wisata desa di Kota Gudeg hingga cerita perihal berbagai pendekatan budaya yang ditempuh Keraton Jogja untuk merangkul generasi muda dengan cara yang lebih kekinian. Untuk penjelasan detailnya dapat kawan-kawan lihat di Youtube Koteka Kompasiana, ya!
Jalan-jalan dalam rangka Koteka Trip kali ini, kita juga diajak untuk icip-icip kuliner di nDalem Benawan. Di sini kami berkesempatan untuk berbincang dengan RM. Kukuh Hertriasning, yang dikenal luas dengan nama Gusti Aning. Cucu Sri Sultan HB VIII yang kini menjadi Pembina Faircle Trade and Tourism ini memperkenalkan kami dengan konsep wisata berkelanjutan, lengkap dengan berbagai produk karya local champion Jogja yang dipajang di teras nDalem Bengawan.
Faircle berdiri atas dasar keprihatinan atas nasib UMKM dan wisata, khususnya di Jogja yang sempat porak-poranda akibat pandemi Covid-19 yang sempat melanda dunia beberapa waktu lalu. Menggandeng perkembangan teknologi terkini, Faircle diharapkan dapat menjadi rumah bagi para pelaku UMKM. Menariknya, Faircle juga menyediakan berbagai paket eduwisata sejarah dan budaya, yang salah satu spotnya dapat dinikmati di nDalem Bengawan.
Di sini rombongan wisatawan akan dibawa “time travel” menuju tahun 1900an awal. Rombongan bisa menikmati paket wisata dengan baju Jawa khas Keraton Jogja, disambut dengan para prajurit hingga menikmati atraksi seni sekaligus menikmati jamuan khas keraton. Jadi selain dapat belajar sejarah terkait Mataram Islam, baik dari segi filosofi hingga “manner” khas Jawa, wisatawan juga dapat berkenalan langsung dengan pelaku UMKM binaan Faircle.
Siang itu ada dua local champion binaan Faircle yang sempat kami temui di nDalem bengawan. Pertama ada Ibu Surati selaku owner dari Samigiri Artisan Tea. Salah satu brand teh premium yang berasal dari Samigaluh, Kulon Progo. Kebetulan saya sempat bertemu beliau di Pameran UMKM yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM DIY. Waktu itu saya sempat membeli Teh Samigirinya Ibu Surati yang rasanya memang premium. Sewaktu bertemu kembali di nDalem Bengawan, packaging Teh Samigirinya sudah berubah jadi lebih kece.
Sedangkan local champion ke-2 yang kami temui adalah Mbokde Mukinem. Seorang penganyam daun pandan yang memiliki keahlian untuk mengolah pandan laut berduri menjadi berbagai produk craft menarik, seperti tas, pouch, slepen (tempat beras yang bentuknya mirip dengan pouch), sandal dan masih banyak lagi.
Dengan konsep wisata berkelanjutan seperti yang diusung oleh kawan-kawan dari Faircle, produk craft seperti karya Mbokde Mukinem ini akan dihargai lebih. Selain turut melestarikan produk lokal karya anak bangsa, hal-hal semacam ini diharapkan dapat mendekatkan para pelaku UMKM dengan konsep jual beli yang lebih manusiawi (fair trade).