Jelajah kami pagi itu terasa tambah lengkap karena ada dua pameran yang bisa kami nikmati. Pertama ada jelajah di Ruang Daur Hidup yang berisi peragaan busana penganten keluarga raja, lengkap dengan alur prosesi pernikahan adat Jawa. Dan yang kedua adalah Pameran Temporer bertajuk Narawandira. Pameran bertagline Keraton, Alam dan Kontinuitas ini menawarkan ragam agenda pendukung yang sangat menarik mulai dari Royal Botanical Tour, Curatorial Tour hingga berbagai workshop menarik.
Dari pameran ini, saya baru tahu lho kalau ada tanaman yang bernama Timaha, yang dalam Bahasa Jawa disebut dengan Timoho. FYI aja nih, di Jogja memang ada kawasan bernama Timoho. Lha mau nggak mau kan akhirnya saya jadi kepikiran juga. Jangan-jangan penamaan area Timoho ada hubungannya dengan tanaman ini, hohoho. Menariknya lagi, Pameran Narawandira juga dilengkapi dengan berbagai sketsa tanaman yang dibuat dengan indah dan persis sekali dengan tanaman aslinya.
Sketsa bunga pohon keben ini salah salah satunya. Salah satu dari sekian sketsa yang membuat saya terkagum-kagum saat melihatnya. Saya notice hal ini karena pohon keben ini merupakan salah satu pohon raksasa yang terdapat di dekat area pembelian tiket masuk Kedhaton. Kebetulan pohon ini juga sedang berbunga. Dan di mata saya, bunganya tergolong unik. Baik dari segi warna maupun bentuknya. Adakah yang sependapat juga?
Menengok Suasana Baru di Museum Wahanarata
Usai berkeliling di Pameran Narawandira, kami putar balik menuju pintu keluar Keraton Jogja guna menuju Museum Wahanarata (Museum Kereta Kraton). Sebelum keluar, kami sempat menikmati pementasan wayang di Bangsal Srimanganti. Sejujurnya saya agak kaget dengan wajah baru Museum Wahanarata ini. Pasalnya, terakhir saya ke sini dengan teman-teman KJog, Museum Wahanarata belum sebesar dan sebagus ini.
Selain terdapat berbagai koleksi kereta milik Keraton Jogja, kini museum ini juga dilengkapi dengan wahana atraktif seperti AR photo booth yang dapat digunakan untuk berfoto para pengunjung museum. Menariknya, hasil foto di AR photo booth ini bisa langsung didownload melalui QR Code yang tersedia di layar. Setelah seseruan berfoto di sini, kami buru-buru ke ruang audiensi yang masih berlokasi di area Museum Wahanarata.