Selepas itu, aku tidak ingin memikirkan hal yang disampaikan oleh Ahmad. Keesokan harinya. Selepas aku menyelesaikan kompetisi OSN dan langsung ke kelas bersiap-siap untuk pulang. Pas aku sampai di depan kelas, Alfan menghampiri ku.
Aku terkejut, degdegan, gemeteran, semuanya campur aduk. Pertama kali bicara tatap muka dengannya.
"Laraa" sapanya.
"Iyaa" Â jawabku.
"Bagaimana kemarin? Ahmad sudah sampaikan sesuatu ke kamu?" tanya nya sambil tersenyum.
"Ohh, ituu. Iya sudah" jawabku dengan senyum kaku.
"Kita bisa ga untuk lebih dari teman? " tanya nya dengan raut wajahnya meyakinkan.
"Maaf Alfan. Untuk sekarang aku gabisa jawab. Aku pulang dulu ya. Nanti kita bahas" sautku dengan penuh keraguan dan langsung pergi dari tempat itu.
Di sepanjang perjalanan pulang, dalam hatiku berkata 'bukan kamu yang sekarang yang aku mau Alfan! tapi kamu yang dulu!'
Sesampainya dirumah, dia mengirimi aku pesan WA dengan isi menanyakan jawabanku. Aku langsung menjawabnya dengan mengikuti isi hatiku.
"Alfan, bisakah kamu merubah sikap dan perilaku mu untukku? aku ingin kamu yang dulu, saat pertama kamu aku kenal kamu. Kamu yang dulu tidak banyak tingkah seperti sekarang"