Disini terlihat jelas konektivitas Alhilal Hamdi dengan Bakrie Group. Di satu sisi, Rizal Ramli dalam mengawal pengembangan blok Masela menggunakan metode OLNG dari sisi pemerintah mengingat saat ini posisinya sebagai Menko Maritim. Sedangkan Alhilal Hamdi mengawal opini dari sisi professional melalui Fortuga ITB.
Lantas siapa yang mereka perjuangkan?
Bisnis Pipa Gas Bawah Laut Bakrie Group
Pada 21 Mei 2015 yang lalu Bakrie and Brothers, melalui anak usahanya PT Bakrie Pipe Industries, merampungkan pembangunan pabrik pelapisan pipa baja (coating plant). CEO Bakrie Pipe Industries, Mas Wirgrantoro Roes Setiyadi, mengatakan bahwa fasilitas pelapisan pipa baja ini berkapasitas produksi 800 ribu meter persegi.
"Kami membangun fasilitas ini untuk memenuhi kebutuhan pipa bagi penggunaan di daratan, penggunaan pipa bawah laut, serta mendukung rencana pemerintah membangun jaringan pipa dalam program konversi BBM ke gas," kata Wigrantoro.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/628419-coating-plant-bakrie-pipe-industries-diresmikan
Terlihat jelas kenapa Fortuga dan Rizal Ramli begitu ngotot dalam hal pembangunan Blok Masela ini di darat. Karena jika pembangunannya di tengah laut (FLNG), maka Bakrie and Brother melalui pabrik pipa nya tidak akan dapet proyek.
Sekali lagi kita menyaksikan pejabat negeri ini main belakang, bahkan Rizal Ramli yang dikenal selalu berteriak-teriak seolah dia bersih dan benar juga menharapkan komisi dari bisnis yang akan merugikan negara.
Ada Papa minta saham, sekarang ikut-ikutan, si Om minta Blok Masela
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H