Noah maklum. Salsa baru saja pulang dari luar kota. Pertemuan mendadak malam ini karena Salsa mengatakan rindu padanya. Noah sudah menyuruhnya untuk beristirahat terlebih dulu, namun Salsa sepertinya sangat merindukannya, ia lah yang memaksakan pertemuan ini.
Noah melirik jam tangan. "Aku harus pulang dan kau harus segera istirahat, kan?"
Noah menatap wajah Salsa yang lelah. Ia harap pertemuan ini membuatnya dapat tidur nyenyak. Ia tahu tahun ini adalah tahun terindah bagi Salsa. Diawali awal tahun lalu ia lulus master, sebulan kemudian bekerja di Singapura hingga saat ini. Noah pun turut membahagiakannya dengan meminang Salsa minggu lalu dan 2 bulan lagi mereka akan menikah.
"Aku pulang," kata Noah. Salsa mengangguk.
"Ada apa denganmu hari ini, Salsa?" gumam Noah ketika perjalanan pulang.
Noah heran mendapati ibu dan adiknya terlihat menunggu kedatangannya. Begitu melihatnya datang, Ibu langsung memeluknya.
"Ada apa?" tanya Noah pada Jordan. Jordan hanya menghela nafas panjang. Tangis ibu semakin menjadi-jadi setelah mengetahui Noah baru saja menemui Salsa.
"Kak, besok jangan pulang terlalu malam. Ada beberapa hal yang ingin Ibu dan Ayah bicarakan," kata Ibu setelah kembali tenang. "Sekarang kamu istirahat yang cukup ya."
Noah mengangguk.
Tidur? Hhmmm tidak semudah itu untuk dilakukan. Noah meletakkan jam dinding di depannya, ia memperhatikan jarumnya bergerak sepanjang waktu. "Hahahaa..." Tawanya terdengar lagi.
***