"Iya Kino, Keno! Terimakasih ya, karena kalian aku bisa bertemu dengan Akil," kata Ibu Akil dengan lembut sambil memegang tangan Kino dan Keno.
"Paman juga sangat berterima kasih kepada kalian," kata Ayah Akil kemudian.
"Akil, kita impas ya! Kemarin kamu sudah menolongku. Hari ini aku sudah menolong orang tuamu untuk menemukanmu," kata Keno yang merasa hutang Budi kepada Akil.
"Terima kasih, Keno. Tetapi kata Ibu, kalau berbuat baik itu jangan pernah diungkit," jawab Akil dengan polosnya.
"Kamu menganggap aku berhutang budi kepadamu tidak, Akil?" tanya Kino dengan polos.
"Tidak! Aku ikhlas melakukan itu. Karena Ibuku yang mengajariku ikhlas."
Ayah dan ibu Akil hanya tersenyum menyaksikan obrolan mereka, anak kecil yang masih polos.
"Tapi kenapa Ibumu tidak mengajarimu untuk menghafal alamat rumahmu, Akil?" lanjut Keno dengan rasa penasaran.
"Aku tidak tahu. Ibu, kenapa tidak memberitahu alamat kita?" Akil pun balik bertanya kepada ibunya.
Ibu Akil nampak bingung. Dan sadar akan kesalahan yang selama ini tidak mengajari Akil menghafal alamat tinggalnya.
"Maafkan Ibu, Akil! Ibu lupa, lain kali Ibu akan selalu mengajarimu menghafal alamat tinggal kita," jawab Ibu Akil kemudian.