Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fabel - Persahabatan Akil dan Noya [Bagian 9]

9 Januari 2019   09:41 Diperbarui: 9 Januari 2019   09:54 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Anak-anak, kenapa kalian berlari?" tanya Pak Elang kepada sekumpulan anak ayam mutiara yang berlari ketakutan.

"Ah! Tunggu aku! Itu elangnya mengejar kita!" teriak anak ayam mutiara yang ada di urutan paling belakang.

Sementara anak ayam mutiara yang lain tetap berlari tanpa menghiraukan teriakan temannya yang terbelakang.

Pak Elang lalu mencengkram anak ayam mutiara terbelakang tersebut, lalu membawanya terbang dan berhenti tepat di depan anak ayam mutiara lainnya.

Lalu anak ayam mutiara yang lainnya balik kanan untuk kembali berlari. Pak Elang pun kembali terbang dan berhenti di depan anak mutiara yang semakin kalang kabut. Begitu seterusnya, hingga anak-anak ayam mutiara tersebut merasa lelah lalu hanya diam dan menangis.

Pak Elang lalu mengambilkan air minum di sungai untuk diberikan kepada sekumpulan anak ayam mutiara tersebut.

"Kalian minumlah! Pasti kalian terlalu lelah karena berlari dan menangis," kata Pak Elang kepada sekumpulan anak ayam mutiara tersebut.

Anak ayam mutiara tergembul akhirnya mau menerima tawaran Pak Elang untuk minum. Kemudian diikuti oleh anak ayam mutiara lainnya secara bergantian.

"Kenapa kalian menangis dan ketakutan melihatku? Apakah aku tampak menyeramkan?" tanya Pak Elang kemudian setelah sekumpulan anak ayam mutiara tersebut nampak tenang.

"Kami takut! Dan orang tua kami selalu berpesan untuk segera bersembunyi jika melihat burung elang," jawab salah satu anak ayam mutiara tersebut dengan polos.

"Kenapa begitu?" lanjut Pak Elang yang masih penasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun