"Anak-anak, kenapa kalian berlari?" tanya Pak Elang kepada sekumpulan anak ayam mutiara yang berlari ketakutan.
"Ah! Tunggu aku! Itu elangnya mengejar kita!" teriak anak ayam mutiara yang ada di urutan paling belakang.
Sementara anak ayam mutiara yang lain tetap berlari tanpa menghiraukan teriakan temannya yang terbelakang.
Pak Elang lalu mencengkram anak ayam mutiara terbelakang tersebut, lalu membawanya terbang dan berhenti tepat di depan anak ayam mutiara lainnya.
Lalu anak ayam mutiara yang lainnya balik kanan untuk kembali berlari. Pak Elang pun kembali terbang dan berhenti di depan anak mutiara yang semakin kalang kabut. Begitu seterusnya, hingga anak-anak ayam mutiara tersebut merasa lelah lalu hanya diam dan menangis.
Pak Elang lalu mengambilkan air minum di sungai untuk diberikan kepada sekumpulan anak ayam mutiara tersebut.
"Kalian minumlah! Pasti kalian terlalu lelah karena berlari dan menangis," kata Pak Elang kepada sekumpulan anak ayam mutiara tersebut.
Anak ayam mutiara tergembul akhirnya mau menerima tawaran Pak Elang untuk minum. Kemudian diikuti oleh anak ayam mutiara lainnya secara bergantian.
"Kenapa kalian menangis dan ketakutan melihatku? Apakah aku tampak menyeramkan?" tanya Pak Elang kemudian setelah sekumpulan anak ayam mutiara tersebut nampak tenang.
"Kami takut! Dan orang tua kami selalu berpesan untuk segera bersembunyi jika melihat burung elang," jawab salah satu anak ayam mutiara tersebut dengan polos.
"Kenapa begitu?" lanjut Pak Elang yang masih penasaran.