Mohon tunggu...
Limantina Sihaloho
Limantina Sihaloho Mohon Tunggu... Petani - Pecinta Kehidupan

Di samping senang menulis, saya senang berkebun, memasak (menu vegetarian), keluar masuk kampung atau hutan, dan bersepeda ontels.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perang Melawan Mie Instan!

7 November 2009   03:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:25 2605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Si penjual sayur bilang, "Itulah, nggak tahu ya, anak-anak sekarang susah makan sayur. Mereka senang makan mie."

Waktu saya sempat tinggal di Medan, hampir pagi saya mencium aroma mie-instan yang baru dimasak dari dapur si pemilik rumah di mana saya tinggal dengan adek saya. Kami di lantai atas dan ibu pemilik rumah di lantai bawah. Saya bisa mencium aroma mie instan itu dari jarak 15 meter, dari lantai bawah ke lantai atas, kamar kami dekat teras jadi agak jauh dari dapurnya. Apalagi kalau saya berjalan dekat tangga dapurnya.Hampir setiap pagi ibu itu memberikan sarapan indomie untuk anak-anaknya yang masih SD. Sekali waktu ibu itu pernah mengatakan bahwa anak-anaknya lebih suka makan mie instan daripada masakan biasa (nasi dan lauk-pauk berupa ikan dan daging). Kalau diberikan mie instan pasti habis; kalau makanan biasa berupa nasi dan lauk-pauk belum tentu.

Mie Instan Menghacurkan Anak-anak dan Generasi Muda Indonesia

[caption id="attachment_22701" align="alignleft" width="220" caption="Minyak bumbu dalam indomie yang saya beli, juga berakhir di tempat sampah."][/caption]

Produk mie instan sering menampilkan anak-anak sedang menikmati dengan nikmatnya produk-produk mie instan mereka, demikian juga kaum remaja dan generani muda yang berada pada usia-usia produktif mereka.

Saya sebutkan dalam tulisan sebelum ini (Bahaya Makan Mie Instan!), seorang pasien dari Semarang berobat ke Penang karena ususnya hancur; saban hari dia makan mie instan dan sudah pada tahap sangat ketergantungan.

Seorang pasien lain ususnya harus dipotong karena alasan yang sama; saat kuliah dia suka makan mie instan.

Sudah banyak pengakuan bahwa makan mie instan itu tidak baik walau dalam perkiraan dan pengamatan saya jumlah yang sadar bahwa produk mie instan berbahaya bagi kesehatan jauh lebih sedikit daripada yang tidak tahu.

Seorang bapak memberitahukan kepada saya alangkah sulit menyadarkan anggota keluarganya untuk tidak makan mie instan.

Bapak yang sama menambahkan, seorang biarawati ususnya rusak parah karena hampir setiap hari makan mie instan.

Seorang ibu memberitahukan salah satu saudari perempuannya meninggal karena ususnya rusak disebabkan suka makan mie instan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun