Mohon tunggu...
Robin Dos Santos Soares
Robin Dos Santos Soares Mohon Tunggu... -

Menulis dari hal-hal kecil dan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan Peluru di Bulan Desember

15 Februari 2012   03:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:38 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kini dia sudah tiada, hanya meninggalkan pertanyaan yang belum terjawab. Siapa yang akan melanjutkan tulisannya tentang negeri ini. Ibunya, adik-adiknya. Saya jadi ingat, setiap perempuan adalah Madonna. Berarti setiap orang adalah penulis dengan kreatifitasnya sendiri. Saya baru sadar bahwa anakku adalah penulis, penulis yang dibunuh sebuah rezim. Kami meninggalkan rumah yang mewah itu pergi ke kampung halaman sebab pemerintah telah menganti sistem menyita harta suamiku termasuk mobil, rumah sekalian isinya. Saya bicara pada menteri hukum dan keadilan. Ambilah isi dalam rumah ini untuk kepentingan negara dan masyarakat, akan tetapi ijinkan saya membawa buku-buku anakku pergi ke kampung.

Kini aku hidup di kampung dengan orangtuaku. Membantu mereka pergi ke ladang. Membuka usaha jualan, mengajar anak-anak yang putus sekolah, membuat perpustakaan kecil. Anak-anak muda di kampung mulai rajin datang, membaca buku, majalah dan diskusi tentang buku yang telah dibaca. Mereka juga mulai menulis kisah mereka dalam keluarga dengan pena.

Dua puluh tahun kemudian saya pergi ke Dili melihat rumah mewah yang pernah ada dalam hidupku. Seluruh bangunan masih utuh hanya corak warna putih diganti menjadi kuning keemasan. Saya berjalan-jalan kecil di sekitarnya dengan maksud baik melihat lingkungannya. Penghuninya orang Eropa dengan istri pribumi. Saya tahu kehidupan mereka dari film dokumenter televisi nasional tentang kesuksesan mereka di dunia bisnis. Dua wajah pribumi dengan senjata lengkap berdiri di depan pintu masuk dengan wajah tidak ramah lingkungan. Bertanya soal masyarakat yang pernah tinggal dekat rumah itu, tidak ada yang tahu keberadaan mereka. Kini, lingkungan itu telah diganti nama menjadi daerah elit. Saya mulai sadar bahwa tempatku bukan di sini.

28 september 2009

By Robin Dos Santos Soares

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun