Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kebudayaan adalah Tunawisma yang Berpindah-pindah Penampungan

14 Februari 2024   17:47 Diperbarui: 22 Februari 2024   18:05 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebudayaan. (Sumber gambar: Kompas/Riza Fathoni)

Berkaca pada definisi kebudayaan yang (ternyata) tak sesempit daun kelor, rasanya sektor ini butuh ruang yang lebih lapang. Kalau masih bergantung pada "kementerian yang baik hati" yang mau memberi tumpangan, perhatian terhadap kebudayaan tak akan meningkat signifikan. Apalagi jika porsi "uang jajan" yang diterimanya dari sang induk semang masih segitu-segitu saja.

Saat ini sulit berpikir untuk mengembangkan budaya-budaya baru. Sumber daya yang ada bahkan tak cukup dipakai untuk menjaga warisan budaya nenek moyang yang segudang. Bukankah mendorong kreativitas penduduk Indonesia (untuk melahirkan budaya-budaya baru) tak bisa dilakukan hanya bermodal kata-kata?

Namun, bersiaplah untuk tidak terlalu kecewa bila harapan belum kunjung kesampaian. Mencermati program-program para bakal pimpinan, hampir semua sektor kehidupan hendak dikembangkan pada tataran yang signifikan. Kita doakan saja, semoga tersedia cukup dana dan sumber daya lainnya.

Bagaimanapun, menilik luas cakupannya, kebudayaan adalah sektor kehidupan yang perlu mendapatkan perhatian lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun