Berkaca pada definisi kebudayaan yang (ternyata) tak sesempit daun kelor, rasanya sektor ini butuh ruang yang lebih lapang. Kalau masih bergantung pada "kementerian yang baik hati" yang mau memberi tumpangan, perhatian terhadap kebudayaan tak akan meningkat signifikan. Apalagi jika porsi "uang jajan" yang diterimanya dari sang induk semang masih segitu-segitu saja.
Saat ini sulit berpikir untuk mengembangkan budaya-budaya baru. Sumber daya yang ada bahkan tak cukup dipakai untuk menjaga warisan budaya nenek moyang yang segudang. Bukankah mendorong kreativitas penduduk Indonesia (untuk melahirkan budaya-budaya baru) tak bisa dilakukan hanya bermodal kata-kata?
Namun, bersiaplah untuk tidak terlalu kecewa bila harapan belum kunjung kesampaian. Mencermati program-program para bakal pimpinan, hampir semua sektor kehidupan hendak dikembangkan pada tataran yang signifikan. Kita doakan saja, semoga tersedia cukup dana dan sumber daya lainnya.
Bagaimanapun, menilik luas cakupannya, kebudayaan adalah sektor kehidupan yang perlu mendapatkan perhatian lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H