Setelah kegiatan itu berlangsung, guru dapat meningkatkan kapasitas belajar dan kapasitas murid. Misalnya, guru memilih satu topik yang diangkat murid. Kemudian memberikan tugas mengamati di lingkungannya.
Mungkin juga guru mengangkat topik yang lebih berat. Murid diwajibkan mewawancarai petugas desa hingga kecamatan atau petugas yang berwenang di sekitar tempat tinggalnya.
Kemudian mereka diminta membuat proposal untuk pemecahan masalah. Proposal tersebut dipublikasikan kepada publik. Lalu guru memilih proposal yang terbaik dan mengundang pakar di bidang tersebut untuk mengulas tulisan murid itu.
Sehingga, edukasi bukan kegiatan statis. Tetapi menjadi kegiatan dinamis. Guru dan murid bukan hanya berkutat terus di teori, tetapi aktif mencari solusi. Bahkan menawarkan solusi mereka kepada publik. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H