Aplikasi Pecking Order Theory pada Pendataan UMKMÂ
1. Pengumpulan Data Keuangan:
- Dana Internal: Data mengenai laba ditahan, arus kas operasi, dan saldo kas.
- Hutang: Informasi tentang pinjaman yang ada, termasuk suku bunga, jangka waktu, dan syarat pembayaran.
- Ekuitas: Data tentang jumlah saham yang diterbitkan dan dijual, serta rincian penerbitan saham baru.
2. Analisis Struktur Modal:
- Memahami urutan pendanaan yang diikuti oleh UMKM, apakah sesuai dengan prinsip-prinsip POT.
- Mengidentifikasi proporsi antara penggunaan dana internal, hutang, dan ekuitas dalam struktur modal UMKM.Â
3. Evaluasi Kinerja Keuangan:Â
- Menilai dampak dari struktur pendanaan terhadap profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas UMKM.
- Menganalisis bagaimana pilihan pendanaan mempengaruhi daya tahan dan pertumbuhan UMKM.
4. Â Studi Kasus dan Praktik terbaik:
- Melakukan studi kasus pada UMKM yang sukses untuk memahami bagaimana mereka mengelola struktur modal dan urutan pendanaannya.
- Mengidentifikasi praktik terbaik yang dapat diadopsi oleh UMKM lainnya dalam membuat keputusan pendanaan.
Myers-Majluf (1984) menyediakan model yang lebih rinci untuk memahami bagaimana perusahaan memilih antara penerbitan utang dan ekuitas. Hirarki pendanaan menurut model ini:
1. Internal Funds:Â Perusahaan akan menggunakan dana internal terlebih dahulu.
2. Debt: Utang akan dikeluarkan jika perusahaan tidak memiliki cukup dana internal.
3. Equity:Â Jika perusahaan memerlukan lebih banyak dana setelah menggunakan dana internal dan utang, mereka akan mengeluarkan saham.
4. Signal Theory: Dalam konteks Myers-Majluf, keputusan untuk mengeluarkan saham bisa menjadi sinyal kepada investor tentang prospek perusahaan. Jadi, dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin lebih memilih untuk mengeluarkan saham daripada utang untuk mengirim sinyal positif.
Asumsi yang mendasari teori pendataan pecking order theory myers majluf meliputi: