Mohon tunggu...
Anifa
Anifa Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Ide

Saya suka menulis untuk menumpahkan isi pikiran dan hati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selingkuh dalam Hati

15 November 2023   11:18 Diperbarui: 15 November 2023   11:34 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lelaki itu terperangah melihat Kelana. Dia menoleh ke arah wanita di depannya yang sepertinya belum tahu akan kedatangan Kelana. Perempuan itu memutar kepalanya dan langsung terbelalak begitu matanya beradu pandangan dengan Kelana. 

Suci benar. Kelana langsung mengenali si wanita ini. Dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan Tari dan Mohari atau siapa pun di desa ini. Wanita ini datang khusus untuk dirinya. Entah masalah apa pun yang dia bawa, Kelana tahu yang jadi subjeknya adalah dia. 

"Kelana!" 

Dia berdiri dan mengangkat tangan kanannya. Tanpa basa-basi, dia memberikan tamparan keras di wajah Kelana. 

"Astagfirullah!" Pak Lek Jo dan Suci kaget. Beberapa orang yang lewat di depan rumah juga ikut berhenti. 

Kelana merasa terhina diperlakukan oleh orang yang tak dia kenal baik seperti ini dan di rumahnya sendiri. Namun, dia menahan diri untuk berteriak membentak perempuan ini. 

"Aku memang tidak mengenalmu dengan baik, Kelana. Tapi aku cukup tahu, dalam lima tahun pernikahanku dengan Mas Iqbal, kau selalu menjadi duri dalam pernikahan kami!" 

Dia berteriak dengan begitu lantangnya seolah Kelana memang patut disalahkan dalam permasalahan rumah tangganya.  

"Kau pasti tahu kan? kalau aku memiliki dua anak dengan suamiku. Dua anak kami yang cantik. Teganya kau tetap menggoda suamiku meski kau tahu dia sudah menjadi suami dan ayah dari kedua anak kami? Bukankah kau wanita yang pintar. Apa susah bagimu mencari lelaki lain dan sengaja melajang sampai umurmu tiga puluhan seperti ini? Apa kau menungguku mati supaya kau bisa dinikahi oleh Mas Iqbal?" 

"Ha? Awalnya aku diam saja ketika diam-diam Mas Iqbal masih menyimpan segala kenangannya denganmu. Dia masih menyimpan fotomu, halaman buku di mana kau menulis banyak hal tentang dirimu di sana dan dia juga mengecek sosial mediamu di tengah malam. Kau tahu apa yang aku rasakan? sakit, Kelana! Sakit!" 

"Hari ini, dia berkeluh kesah pada abangnya tentang perasaannya padamu. Dia bilang bawah sejak malam aku menikah dengannya dia selalu bermimpi bersamamu, bukan dengan diriku. Padahal aku yang setiap hari bersamanya. Aku yang selalu mendampinginya dan memberikannya dua anak. Apa yang kau lakukan sampai suamiku menjadi seperti itu, Kelana?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun