Kebencian dan kecurigaan mulai muncul di lingkungan masyarakat dengan beredarnya bahwa etnis Tionghoa merupakan bagian dari rezim Soekarno yang menganut paham komunis. Kerusuhan Mei Tahun 1998 terjadi karena sentimen anti Tionghoa yang sudah ada sejak lama yang dimanfaatkan untuk memicu kerusuhan akibat krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998. Pada saat itu beredar isu bahwa etnis Tionghoa penyebab krisis moneter di Indonesia.Â
Hal tersebut diedarkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Tuduhan tersebut berdasarkan pada informasi mengenai etnis Tionghoa yang membawa uang rakyat ke luar negeri dengan sengaja dan telah menimbun sembako yang menyebabkan warga pribumi kelaparan dan miskin. Pada saat itu dilihat dari perekonomian, etnis Tionghoa secara meteri lebih sukses dibandingkan dengan warga pribumi. Hal tersebut membuat timbulnya kebencian warga pribumi terhadap etnis Tionghoa.
Pada tanggal 12 Mei Tahun 1998 mahasiswa dari Universitas Trisakti melakukan demo untuk menuntut reformasi dari segi ekonomi, politik dan melengserkan Soeharto. Pada saat aksi empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas terkena tembakan dari aparat. Empat korban tersebut yaitu, Elang Mulia Lesmana, Hendrawan Sie, Hafidin Royan dan Hery Hartanto. Tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti tidak membuat mahasiswa lengah dalam menuntut keadilan. Pada tanggal 13 Mei Tahun 1998 mahasiswa kembali melakukan aksi. Mereka mulai merusak fasilitas publik dan membakar toko-toko di dekat Universitas Trisakti.
Aksi kembali dilakukan pada tanggal 14 Mei Tahun 1998 yang sudah meluas dilakukan di daerah Jakarta. Salah satunya di daerah Pasar Glodok, Jakarta Barat. Masa mulai menghampiri Pasar Glodok dan Orian Plaza melakukan penjarahan, pengrusakan dan pembakaran.Â
Para pedagang di daerah Pasar Glodok tidak khawatir adanya kerusuhan di Pasar Glodok karena jauh dari pusat lokasi aksi di dekat Universitas Trisakti.Â
Pada pukul 10.00 WIB, tiba-tiba masa mulai berkumpul di daerah Pasar Glodok dari berbagai arah. Para pedagang dihimbau oleh satpam untuk segera menutup toko dan menyelamatkan diri. Masa mulai beramai-ramai memasuki Pasar Glodok dan Orian Plaza. Masa mulai melakukan pengrusakan dan menjarah barang-barang elektronik yang ada di Orian Plaza. Setelah itu, masa membakar Pasar Glodok dan Orian Plaza.
Menurut Tim Gabungan Pencarian Fakta (TGPF) pada saat kerusuhan terdapat berbagai kelompok yang memicu terjadinya pengrusakan dan pembakaran di Pasar Glodok, yaitu:
1. Kelompok Provokator
Kelompok provokator adalah kelompok yang suka membuat suasana panas atau memancing emosi serta melakukan perbuatan yang anarkis dan merugikan banyak pihak. Kelompok provokator ini sudah menyiapkan senjata atau alat-alat untuk merusak fasilitas publik dan Pasar Glodok.
2. Kelompok Masa Aktif
Masa aktif adalah sekelompok orang yang sudah terpancing oleh provokator. Masa aktif ini menjadi agresif dan mengikuti arahan dari provokator untuk melakukan perbuatan yang anarkis dengan membakar dan merusak toko di Pasar Glodok.