Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sejarah Jakarta dan Kearifan Lokal di Masjid Jami Angke

7 April 2022   06:46 Diperbarui: 10 April 2022   04:30 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peresmian Masjid Jami Angke sebagai cagar budaya. (sumber foto: dok pribadi)

Kini, masjid ini menjadi bangunan pemersatu keanekaragaman budaya, terutama bagi warga di area masjid. Ada aturan yang diberlakukan oleh pengurus masjid ini untuk menyaring setiap kegiatan dan dakwah yang dilakukan di masjid ini agar tidak ada unsur provokasi dan pemecah belah bangsa saat ini.

Saat ini, masjid Al Anwar atau masjid Jami Angke tak hanya menjadi rumah ibadah bagi umat muslim tapi pusat silaturahmi dan kegiatan gotong-royong masyarakat di sekitarnya yang majemuk.

Di sepanjang bulan ramadhan warga melakukan buka puasa bersama dengan membawa sumbangan makanan dari setiap warga sesuai kemampuan yang memberikan. Yang berkumpul bukan hanya warga yang beragama Islam, non muslim pun ikut serta berkumpul dan berkontribusi. Selama bulan ramadhan para remaja dan anak-anak berkeliling kampung di setiap waktu sahur untuk membangunkan warga. 

Bale-bale atau teras masjid Jami Angke kini yang sering dipakai untuk aktifitas ibadah dan kegiatan warga. (Sumber foto: dok pribadi)
Bale-bale atau teras masjid Jami Angke kini yang sering dipakai untuk aktifitas ibadah dan kegiatan warga. (Sumber foto: dok pribadi)

Di waktu sahur terakhir menjelang hari raya Idul Fitri mereka menerima hadiah berupa aneka bahan makanan dari warga yang mereka temui saat berkeliling. 

Kegiatan silaturahmi terbesar dilakukan warga di kampung Angke di hari raya Idul Fitri dimana semua warga dari berbagai agama, suku bangsa dan latar belakang membaur merayakan, saling berbagi berkah lewat makanan.

Keanekaragaman ini sangat disyukuri oleh warga. Ustad Abyan mengatakan bahwa kerukunan dalam kemajemukan menjadi sesuatu yang harus dipelihara oleh warga karena itulah yang akan melestarikan kedamaian di tengah masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun