Kini, masjid ini menjadi bangunan pemersatu keanekaragaman budaya, terutama bagi warga di area masjid. Ada aturan yang diberlakukan oleh pengurus masjid ini untuk menyaring setiap kegiatan dan dakwah yang dilakukan di masjid ini agar tidak ada unsur provokasi dan pemecah belah bangsa saat ini.
Saat ini, masjid Al Anwar atau masjid Jami Angke tak hanya menjadi rumah ibadah bagi umat muslim tapi pusat silaturahmi dan kegiatan gotong-royong masyarakat di sekitarnya yang majemuk.
Di sepanjang bulan ramadhan warga melakukan buka puasa bersama dengan membawa sumbangan makanan dari setiap warga sesuai kemampuan yang memberikan. Yang berkumpul bukan hanya warga yang beragama Islam, non muslim pun ikut serta berkumpul dan berkontribusi. Selama bulan ramadhan para remaja dan anak-anak berkeliling kampung di setiap waktu sahur untuk membangunkan warga.Â
Di waktu sahur terakhir menjelang hari raya Idul Fitri mereka menerima hadiah berupa aneka bahan makanan dari warga yang mereka temui saat berkeliling.Â
Kegiatan silaturahmi terbesar dilakukan warga di kampung Angke di hari raya Idul Fitri dimana semua warga dari berbagai agama, suku bangsa dan latar belakang membaur merayakan, saling berbagi berkah lewat makanan.
Keanekaragaman ini sangat disyukuri oleh warga. Ustad Abyan mengatakan bahwa kerukunan dalam kemajemukan menjadi sesuatu yang harus dipelihara oleh warga karena itulah yang akan melestarikan kedamaian di tengah masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H