Susi juga mengadakan komunikasi dengan perusahaan-perusahaan perikanan raksasa, termasuk dengan perusahaan jasa kurir seperti Fedex. Susi yang tampak serampangan dan berbicara tanpa tedeng aling-aling ternyata memiliki pengetahuan dan kecakapan komunikasi yang luar biasa.
Dari Kedaulatan ke Kelestarian
Beberapa kali Susi mengatakan bahwa kebijakan pengeboman kapal asing liar itu bukan hanya untuk menegakkan kedaulatan Indonesia di perairannya, tetapi juga membangun kelestarian ekonomi warganya, khususnya para nelayan. Iapun mengatakan bahwa terdapat batas yang tipis dari permintaan dunia akan ikan yang terus meningkat, kerja sektor perikanan yang juga meningkat, dengan keserakahan individu yang ada di balik perusahaan, sektor swasta, maupun bangsa-bangsa tertentu.
Susi mengatakan bahwa manusia sering tidak mampu melihat batasan antara eksplorasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan eksploitasi sumber daya alam tanpa batas. Permintaan yang meningkat adalah alamiah. Tetapi keserakahan akan mematikan kelestarian dan permintaan itu sendiri.
Susi menggarisbawahi perlunya bantuan akademia dan penelitian untuk meyakinkan dunia swasta dan masyarakat umum bahwa suatu kebijakan yang efektif dan berkeadailan diperlukan untuk memastikan bahwa kelestarian dan pembangunan masa depan. Ini juga merupakan janji negara kepada bangsanya, khususnya anak cucu di masa depan.
Kebijakan Susi bukan tak ada lawannya. Terdapat komentar bahwa pemberantasan ‘illegal fishing’ yang dilakukan oleh Susi memang mantap Namun demikian, perombakan sistem perijinan dan optimalisasi potensi pengolahan dan penangkapan ikan di indonesia masih perlu diperbaiki.
Terdapat anggapan bahwa ketakutan ibu Susi akan illegal fishing terlampau besar sehingga pengurusan ijin operasi kapal-kapal besar Indonesia menjadi lama. Namun, pihak yang berpendapat tersebut tetap mengtakan bahwa tentu bu Sisi punya solusinya. Sayangnya, belum sempat ibu Susi memperbaikinya, ia sudah tidak ada di kabinet lagi. Tapi, apakah ia memang harus ada di Kabinet?
Sangat menarik wawancara antara Najwa Shihab dengan Susi Pudjiastuti yang terjadi di sekitar bukan Agustus 2020. Najwa Shihab “ Apakah ibu kangen/rindu pada saat menjbat sebagai menteri?” Ibu Susi menjawab “Tidak, saya hanya sedih dengan kerusakan Ekosistem yang Indonesia punya. I am sad :(“
‘Role Model’ Yang Dibutuhkan Negeri. Rasa Cinta Tanah Air itu Deras dan Terus Ada
Di dalam negeri, banyak orang Indonesia salah paham tentang Susi. Bahkan, banyak berita menyebutkan bahwa Susi juga diserang oleh lingkungan dalam ‘inner circle’ dari Presiden Jokowi. Susi terlalu cinta pada tanah air. Perjuangannya menegakkan kebijakan yang tegas adalah untuk melindungi kekayaan Indonesia.
Realitanya, Susi memang tidak dipilih lagi menjadi salah seorang Menteri di Kabinet Jokowi pada periode 2019 – 2024. Beberapa media menuliskan bahwa bila Susi dipilih lagi, maka ia akan menjadi batu sandungan bagi berbagai kalangan yang punya ‘conflict interest’ untuk menguasai sumber daya alam Indonesia.