Mengapa Saya Masih Menulis Tentang Susi Pudjiastuti?
Siapa Tak Kenal Susi Pudjiastuti? Susi Pudjiastuti adalah seorang perempuan biasa yang luar biasa. Biasa karena ia sederhana dan apa adanya. Biasa karena pendidikannya hanya lulus SMP. Luar biasa karena kebijakannya untuk melindungi perairan Indonesia dari perikanan liar ‘illegal fishing’ dan perikanan tidak berijin ‘undocumented fishing’ membuat perubahan.
Luar biasa karena kebijakannya yang melindungi sumber daya alam Indonesia telah sempat mengerem deflasi sektor keuangan, memberikan kontribusi kepada peningkatan pendapatan domestik bruto kita, mengurangi penyelundupan solar di wilayah Timur Indonesia. Sebagai dampaknya, terjadi peningkatan jumlah tangkapan ikan dalam negeri, meski dilakukan oleh nelayan dengan kapal tradisional.
Susi lahir di Pangandaran pada 15 Januari 1965. “Masa Kecil Susi Pudjiastuti dalam Ingatan Tetangganya (Kompas.com, 29 Oktober 2014) menunjukkan bahwa Susi telah dikenal sebagai anak orang yang mampu, dan bahkan kaya raya.
Namun, Susi tidak pernah menunjukkan status kekayaan keluarganya. Susi dikenal telah melakukan bisnis ikan dan berkomunikasi dengan banyak orang asing sejak muda. Tak heran bila Susi dikenal pintar berbahasa asing, baik bahasa Inggris da bahasa Jerman. Lalu mengapa saya masih menulis tentang Susi?
Wawancara Susi Pudjiastuti yang difasilitasi Sally Yozell, the Director of the Environmental Security program at the Stimson Center yang berbasis di Amerika, yang mendiskusikan dampak dari perikanan illegal pada persoalan keamanan Asia Tenggara sangat menarik.
Di depan khalayak Amerika dan bangsa lainnya, Susi terbuka mengatakan bahwa meskipun ia hanya lulus SMP, ia selama 30 tahun mengembangkan bisnis perikanan dan memahami persoalan perikanan di Indonesia, sehingga yang menggarisbawahi pesoalan pentingnya keseimbangan antara isu keamanan dengan pembangunan ekonomi dan keberlanjutan industri perikanan dapat dipertanggungjawabkan.
Pada acara itu, tampak sekali bahwa Susi memiliki banyak penggemar, bukan hanya dari bangsa Indonesia, tetapi juga dari kalangan pejabat, akademisi, maupun aktivis lingkungan dari berbagai negara. Banyak pernyataan yang mendukung kebijakannya yang dianggap tak biasa.
Banyak pertanyaan yang meminta penjelasan tentang kebijakan yang dia lakukan dalam kompleksitas tata kelola perikanan di Indonesia.Terdap at beberapa komentar yang menarik, yang dilontarkan kepada Susi seperti tampak pada tautan di bawah ini.
“Minister Susi is the perfect example of how successfull business women love her country so much, she came from non academic background and politician but willing to do anything to save Indonesian ocean”.
Artinya, Menteri Susi adalah contoh yang baik dari seorang perempuan pebinisnis yang berhasil, yang bukan berasal dari seseorang yang berlatar belakang pendidikan tinggi pada bidang kerjanya, tetapi mau melakukan apa saja untuk melindungi dan menyelematkan perairan Indonesia.
Susi memang Menteri Perikanan dan Kelautan yang dengan gamblang menunjukkan bahwa perikanan liar dan tanpa dokumen bukan hanya berhubungan dengan pencurian ikan saja, tetapi juga melibatkan berbagai implikasi dari keberadaan perahu-perahu asing liar yang melakukan penyelundupan.
“Perahu ikan asing yang liar itu bukan hanya mencuri dan menyelundupkan ikan, tetapi mereka menyelundupkan apapun yang bisa masuk ke dalam kapal. Makanan, buah-buahan, elektroik, binatang-binatang yang dilindungi dan bahkan manusia”.
Ketika terdapat pertanyaan tentang mengapa Susi harus menenggelamkan kapal-kapal liar yang tanpa ijin itu berada di perairan Indonesia. Ia menjawab gamblang bawa ia melakukannya agar pelaku jera dan dunia melihat bahwa kapal-kapal liar dan tanpa ijin tidak bisa lagi sembarangan mencuri ikan di perairan Indonesia. Isu ini perlu diangkat ke permukaan.
Peristiwa pencurian ikan oleh kapal asing di Indonesia telah terjadi selama berpuluh tahun dan terlindungi oleh tata kelola yang buruk. Kebijakan yang menenggelamkan kapal asing liar dan sekaligus membuka secara transparan proses ini mengindikasikan bahwa perairan Indonesia adalah satu-satunya perairan yang terbuka untuk pihak luar. Untuk itu Indonesia harus menjaganya.
Tujuan kebijakan Susi punya tujugan konservasi juga meningkatkan kemanan nasional dan internasional. Keamanan nasional dijaga bukan hanya dari ketahanan pangan, tetapi juga menjadi dari adanya perdagangan manusia ‘human trafficking’. Artinya, tujuan ekonomi, lingkungan dan keamanan dapat tercakup dari kebijakan itu.
Susi yang Mengedepankan Komunikasi
Mungkin ini tidak disadari oleh khalayak umum, tetapi aspek komunikasi yang baik adalah kekuatan Susi. Ia melakukan komunikasi dan dialog serta advokasi dengan seluruh menteri di kabinet Djokowi terkait kebijakan pengeboman kapal ikan asing liar.
Ia juga melakukan komunikasi dan dialog serta advokasi dengan duta besar berbagai negara yang punya hubungan penting dan kritikal, yang sangat menentukan suksesnya kebijakannya.
Susi berkomunkasi aktif dengan berbagai negara yang punya kepentingan yang berbeda, dan menawarkan pendekatan ‘win-win’ bila mendukung kebijakannya. Misalnya ia memulai berbicara dengan duta besar Amerika karena Amerika punya kekuatan besar dalam kebijakan maritime dunia.
Ia mendekati pula duta besar Australia dan juga New Zealand. Kepada pemerintah New Zealand, misalnya, Susi menyatakan bahwa bila New Zealand mendukung kebijakan Susi, maka New Zealand juga akan dapat mengurangi perdagangan gelap obat-obatan.
Dengan pemerintah Bangladesh, Susi mengatakan bahwa Bangladesh akan diuntungkan oleh kebijakan Susi karena mereka dapat memperbaiki situasi perdagangan manusia yang sering mejadi bagian dari kapal-kapal liar yang masuk ke perariran Indonesia.
Susi juga mengadakan komunikasi dengan perusahaan-perusahaan perikanan raksasa, termasuk dengan perusahaan jasa kurir seperti Fedex. Susi yang tampak serampangan dan berbicara tanpa tedeng aling-aling ternyata memiliki pengetahuan dan kecakapan komunikasi yang luar biasa.
Dari Kedaulatan ke Kelestarian
Beberapa kali Susi mengatakan bahwa kebijakan pengeboman kapal asing liar itu bukan hanya untuk menegakkan kedaulatan Indonesia di perairannya, tetapi juga membangun kelestarian ekonomi warganya, khususnya para nelayan. Iapun mengatakan bahwa terdapat batas yang tipis dari permintaan dunia akan ikan yang terus meningkat, kerja sektor perikanan yang juga meningkat, dengan keserakahan individu yang ada di balik perusahaan, sektor swasta, maupun bangsa-bangsa tertentu.
Susi mengatakan bahwa manusia sering tidak mampu melihat batasan antara eksplorasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan eksploitasi sumber daya alam tanpa batas. Permintaan yang meningkat adalah alamiah. Tetapi keserakahan akan mematikan kelestarian dan permintaan itu sendiri.
Susi menggarisbawahi perlunya bantuan akademia dan penelitian untuk meyakinkan dunia swasta dan masyarakat umum bahwa suatu kebijakan yang efektif dan berkeadailan diperlukan untuk memastikan bahwa kelestarian dan pembangunan masa depan. Ini juga merupakan janji negara kepada bangsanya, khususnya anak cucu di masa depan.
Kebijakan Susi bukan tak ada lawannya. Terdapat komentar bahwa pemberantasan ‘illegal fishing’ yang dilakukan oleh Susi memang mantap Namun demikian, perombakan sistem perijinan dan optimalisasi potensi pengolahan dan penangkapan ikan di indonesia masih perlu diperbaiki.
Terdapat anggapan bahwa ketakutan ibu Susi akan illegal fishing terlampau besar sehingga pengurusan ijin operasi kapal-kapal besar Indonesia menjadi lama. Namun, pihak yang berpendapat tersebut tetap mengtakan bahwa tentu bu Sisi punya solusinya. Sayangnya, belum sempat ibu Susi memperbaikinya, ia sudah tidak ada di kabinet lagi. Tapi, apakah ia memang harus ada di Kabinet?
Sangat menarik wawancara antara Najwa Shihab dengan Susi Pudjiastuti yang terjadi di sekitar bukan Agustus 2020. Najwa Shihab “ Apakah ibu kangen/rindu pada saat menjbat sebagai menteri?” Ibu Susi menjawab “Tidak, saya hanya sedih dengan kerusakan Ekosistem yang Indonesia punya. I am sad :(“
‘Role Model’ Yang Dibutuhkan Negeri. Rasa Cinta Tanah Air itu Deras dan Terus Ada
Di dalam negeri, banyak orang Indonesia salah paham tentang Susi. Bahkan, banyak berita menyebutkan bahwa Susi juga diserang oleh lingkungan dalam ‘inner circle’ dari Presiden Jokowi. Susi terlalu cinta pada tanah air. Perjuangannya menegakkan kebijakan yang tegas adalah untuk melindungi kekayaan Indonesia.
Realitanya, Susi memang tidak dipilih lagi menjadi salah seorang Menteri di Kabinet Jokowi pada periode 2019 – 2024. Beberapa media menuliskan bahwa bila Susi dipilih lagi, maka ia akan menjadi batu sandungan bagi berbagai kalangan yang punya ‘conflict interest’ untuk menguasai sumber daya alam Indonesia.
Penggemar Susi bukan hanya warga Indonesia. Begitu banyak ahli dan para aktivis luar negeri yang mengagumi Susi. Terdapat komentar dari berbagai kepala kepolisian dari negara- negara di Afrika dan juga di wilayah Pasifik kepada seseorang yang bernama Wartawira tentang bu Sudy dan mengatakan “ Apakah kami boleh pinjam Susi dari pemerintahmu?”.
Susi adalah ‘role model’ tentang menteri yang percaya diri dan berani melakukan sesuatu yang terbaik untuk negerinya. Iapun dikelompokkan sebagai contoh pribadi yang disebut sebagai orang Indonesia yang ‘gila’ untuk bisa menyelesaikan persoalan yang kompleks di Indonesia.
Orang berharap bahwa di tangan menteri seperti Susilah, Indonesia bisa menjadi negara dan bangsa yang besar. Bahkan banyak kalangan menyebut kesalahan Jokowi terbesar dalam pembentukan kabinet untuk masa 2019 – 2024 adalah tidak adanya Susi. Susi dinilai bisa mejaga sumber daya alam Indonesia. Ia dianggap bisa pula menjadi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Kecintaan pada negeri, kejujuran, ketulusan, keberanian untuk melakukan sesuatu dengan benar, dan rasa hormat pada orang tuanya, hanyalah sebagian sebagian yang dikenal tentang Susi Pudjiastuti.
Sekalipun Susi sudah tidak menjadi menteri di kabinet Jokowi, Susi tetap melakukan apa yang perlu dan penting untuk melindungi nelayan Indonesia. Coba saja lihat ‘Susi Cek Ombak’ yang ditayangkan setiap minggu di Metro TV. Susi Cek Ombak adalah suatu program televisi dengan ‘host’ Susi Pudjiastuti.
Di situ, Susi terus melakukan upaya-upaya untuk berdialog dengan pemerintah daerah tentang upaya menjaga lingkungan dan sumber daya alamnya. Tayangan tentang Pulau Natuna adalah salah satu contoh yang mungkin bisa kita lihat tentang betapa Susi adalah contoh panutan bagi kita dan generasi muda tentang pentingnya kita mencintai dan melindungi kekayaan kita.
Sementara itu, upaya Susi untuk dapat menyediakan kapal bagi nelayan kecil melalui BenihBaik.com, suatu ‘start up’ untuk menggalang dana untuk keperluan sosial juga menunjukkan bahwa kerjanya tak harus dibatasi oleh posisi sebagai menteri. Dan ini bukan hanya berlaku bagi Susi. Kitapun bisa melakukan kebaikan dan perubahan di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H