Kali ini terkesan sungguh picisan.Â
Ia tulis puisi soal kehilangan. Kehilangan motor, pohon dan mural. Juga soal hatinya yang hilang diambil pencuri secara diam diam. Ia cantumkan pula rasa di dalamnya. Â Semuanya untuk Sri.Â
Ia tak tahu harus bagaimana. Ia berharap Sri kembali kepadanya.Â
TANDA DIAM-DIAM
Telah kuambil kaki langit
milik bumi
kuberikan rasa istimewa
agar bisa mengayuh roda waktu bersama mu
Selalu diam-diam
Mungkin orang akan katakan
"Pencuri!"
"Kau Pencuri!"
Tak apa
Toh hidup ini memang penuh kisah-kisah pencurian
Juga ketika sekelebat kau lewat di depan menara keangkuhan
seluruh diriku
tak bersisa
terbawa tarikan jagatmu
Kau pencuri
diam-diam
dan aku kehilangan
diam-diam
Kita adalah satu pencuri
diam-diam
berpesta kehilangan