Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Brondong Pencari Pohon Tepi Jalan

15 November 2019   16:07 Diperbarui: 17 November 2019   17:05 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Laki Laki dan Pintu Hutan (Foto : backgroundcool.com)

Kali ini terkesan sungguh picisan. 

Ia tulis puisi soal kehilangan. Kehilangan motor, pohon dan mural. Juga soal hatinya yang hilang diambil pencuri secara diam diam. Ia cantumkan pula rasa di dalamnya.  Semuanya untuk Sri. 

Ia tak tahu harus bagaimana. Ia berharap Sri kembali kepadanya. 

TANDA DIAM-DIAM

Telah kuambil kaki langit
milik bumi
kuberikan rasa istimewa
agar bisa mengayuh roda waktu bersama mu

Selalu diam-diam

Mungkin orang akan katakan
"Pencuri!"
"Kau Pencuri!"

Tak apa
Toh hidup ini memang penuh kisah-kisah pencurian

Juga ketika sekelebat kau lewat di depan menara keangkuhan
seluruh diriku
tak bersisa
terbawa tarikan jagatmu

Kau pencuri
diam-diam
dan aku kehilangan
diam-diam

Kita adalah satu pencuri
diam-diam
berpesta kehilangan


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun