Teori yang dikemukakan Trio melihat banyak hal, khususnya konteks di dalam sejarah, aspek sosial dan budaya masyarakat di negara itu.Â
Dari tahun ketahun, pemenang Nobel bidang ekonomi kebanyakan dari bidang ekonomi makro dan ekonomi lainnya seperti ekonomi lingkungan.Â
- William D. Nordhaus "for integrating climate change into long-run macroeconomic analysis" dan Paul M. Romer "for integrating technological innovations into long-run macroeconomic analysis" pada 2018
- The Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel pada 2017
- Richard H. Thaler "for his contributions to behavioural economics" mendapatkan the Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel pada 2016
- Oliver Hart and Bengt Holmstrm "for their contributions to contract theory" Â mendapatkan the Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel pada 2015
- Angus Deaton "for his analysis of consumption, poverty, and welfare" mendapatkan the Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel pada 2014
- Jean Tirole "for his analysis of market power and regulation" mendapatkan the Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel pada 2013
Kemenangan trio ini tentunya bisa menjadi inspirasi bagi para ekonom Indonesia. Apalagi kali ini pemenangnya adalah dari bidang ilmu Ekonomi Pembangunan yang dipraktekkan dalam pembangunan ekonomi kita sehari hati. Â
Pemerintahan Jokowi dan kabinet baru jilid 2 ini tentu perlu mempertimbangkan temuan riset yang menarik dari tiga peraih nobel ini. Apalagi risetnya memasukkan pengalaman Indonesia.Â
Pustaka : Pertama, Kedua, Ketiga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H