Baru saja kita mendengar pengumuman secara 'live' terpilihnya trio Banerjee, Duflo dan Kremer sebagai pemenang penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi. Ini menarik karena latar belakang pendidikan mereka kebetulan sama dengan bidang studi yang saya juga tekuni, yaitu Ekonomi Pembangunan.
Oleh panitia penghargaan Nobel, mereka bertiga diakui sebagai peneliti penghapusan kemiskinan yang secara sungguh-sungguh mencoba membongkar akar masalah kemiskinan itu.
Esther Duflo berusia 46 tahun, sementara Abhijit Banerjee, suaminya berumur 58 tahun. Mitra mereka, Michale Keremer berusia 58. Untuk bidang ekonomi, usia mereka muda sebagai pemenang Nobel.
Duflo berpendapat bahwa perempuan di bidang ekonomi sudah sepantasnyalah mendapat pengakuan dan penghargaan. Iapun mengharapkan agar dirinya bisa mewakili semua perempuan yang belajar dan bekerja di bidang ekonomi.Â
Ini penting karena selama ini ilmu dan profesi ekonomi sering dianggap tidak mampu memperlakukan perempuan dengan memadai. Iapun berharap agar panitia pemilihan pemenang Nobel perlu memperbaiki kebijakan dan lingkungan agar kondusif. Â
Sementara komite Nobel katakan, Duflo istimewa bukan karena ia perempuan tetapi memang teorinya pantas mendapat apresiasi.Â
"We are a time when we are starting to realise in the profession that the way we conduct each other privately and publicly, is not conducive all the time to a very good environment for women" (Esther Duflo).
Saya kira benar ketika ia mengatakan hal di atas. Profesi sebagai ahli ekonomi yang dijalankan secara pribadi dan publik adalah tidak selalu ramah pada  perempuan.Â
Masih banyak ditemukan diskriminasi dari kebijakan ekonomi.Â
Juga, teori ekonomi mikro, misalnya, pada hakekatnya tidak mempertimbangkan keadilan gender. Untuk itu ia melihat bahwa apa yang ia capai dapat memberi inspirasi bagi perempuan yang lain.
Esther Duflo dan Banerjee adalah sama-sama lulusan MIT. Sementara Michale Kremer lulusan Harvard.