Aku tahu mengapa ia tak pernah berhasil menceritakan perasaannya selama ini.Â
Ia masih belum percaya penuh padaku, makanya ia katakan soal suara yang menyuruhnya membunuhku. Â
Suara suara yang ia dengar memintanya untuk menyingkirkanku secara fisik maupun emosional.Â
Kini, mungkin ia mulai percaya padaku. Aku diam. Aku mendengarkannya dengan baik. Aku memandang wajahnya.Â
"Saya telah berkhianat. Saya telah lakukan kesalahan besar".
"Ini makin mendorong pada kejatuhan perusahaan"
"Saya telah memecat beberapa orang. Orang cerdas dan jujur di perusahaan".Â
"Mereka kelompok muda yang sangat berdedikasi".
"Ini atas perintah dewan direksi. Juga dewan komisaris", sambil ia angkat wajahnya yang semula tunduk.Â
" Saya harus melakukannya karena orang orang baik itu tahu rahasia perusahaan. Â Soal penyalahgunaan kekuasaan. Soal dana. Ada korupsi di dalam perusahaan. Ini dilakukan sebelum saya direkrut memimpin perusahaan"Â
"Akan segera ada audit keuangan. Ini akan terbongkar. Saya merasa bersalah. Saya matikan penghidupan orang orang baik. Saya tidak bisa tidur", ia terus berkata seakan takut kupotong. Nampak keringatnya menetes dari dahinya.