Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara Suara dan Pengkhianatan

7 Oktober 2019   18:50 Diperbarui: 8 Oktober 2019   06:14 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tak bertanya apa apa. Aku berdiri mengambil minuman dingin di kulkas dan memberikan kepadanya. 

"Mereka mengatakan dan memerintahkan saya untuk membunuhmu, dokter", Jimmy berkata cepat seperti takut keberaniannya hilang. 

Aku terdiam. Aku bisa saja memencet bell di bawah meja. Bel yang disediakan rumah sakit sebagai prosedur standar pada kondisi darurat. Namun aku merasa tak memerlukannya saat ini. Jimmy tampak tenang.

"Apakah pak Jimmy akan mendengarkan dan mengikuti suara suara itu?", tanyaku.

Jimmy memandangku dalam dalam. Ia diam cukup lama. Seperti tak siap menjawab pertanyaanku. Ia berkata "Saya rasa tidak".

Aku melihat wajahnya lebih cerah dibandingkan ketika ia memasuki ruang. 

Ini kesempatan baik untuk bertanya lebih banyak, tapi aku memilih diam. 

Aku berdiri ke rak minum dan menyodorkan segelas air dingin.  

Jimmy mengambil gelas yang kusodorkan dan meminum habis air itu. 

"Mereka bersuara terus. Menguntit saya.  Seperti melihat dan meneropong ke manapun saya pergi", akhirnya ia memulai. 

" Suara itu banyak. Dari suara orang orang berbeda beda. Bising. Pesannya ada dua. Pertama, saya harus pecat orang orang baik itu. Kedua, saya harus bunuh dokter".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun