Politik Kebijakan Rokok Indonesia dan Perempuan

Memang, perempuan dan perempuan muda adalah target terakhir dari indistri rokok. Dan ini berhasil di Indonesia.

Data dari 'Smoke Free bandung', suatu lembaga non pemerintah, perempuan perokok telah naik sebanyak 400% pada lima tahun terakhir. 

Ironisnya, masyarakat kita masih melihat bahwa presentase perempuan yang merokok masih relatif rendah, yaitu 3,6% dibandingkan dengan laki laki yang 55%, walaupun pertumbuhan perokok perempuan meningkat sebanyak 400%. Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan.

Di Inggris, perempuan perokok turun dari 40% di tahun 1974 menjadi 14,9di tahun 2015. Data ini adalah dari unit kesehatan publik di Inggris. 

Di Amerika, data menunjukkan angka yang juga menurun hinga pada tahun tercatat sekitar 13,6% perempuan perokok di tahun 2015 the Centers for Disease Control and Prevention, US).

Perokok perempuan, di lain pihak, malah meningkat. Lobi dari industri rokok dan hubungan dekatnya dengan pemerintah dianggap menjadi salah satu penyebab mengapa iklan rokok di billboard yang dilarang di luar negeri, justru ada dan makin banyak di Indonesia.

Padahal, jelas jelas rokok merugikan begitu banyak pihak, laki laki dan khususnya perempuan, serta kelompok muda.

Data menunjukkan bahwa sekitar 217.000 nyawa orang Indonesia melayang karena penyakit berhubungan dengan rokok ( 'the Tobacco Atlas'). 

Dan, Indonesia adalah satu satunya negara Asia yang belum menjadi anggota WHO untuk 'Tobacco Control Treaty'. Ini disampaikan oleh Mark Hurley, Direktur program Indonesia pada kampanya bebas tembakau bagi anak-anak.

Rokok dan Politik Kebijakan di Indonesia 

Tembakau adalah barang yang masuk kancah politik di Indonesia. Memang terdapat upaya yang dilakukan beberapa kota untuk mengatur iklan rokok tapi hampir semuanya tidak efektif.