Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nama dan Identitas Dayak, dari Upacara Adat Sampai Upaya Lepas dari Diskriminasi

21 Juni 2019   09:50 Diperbarui: 22 Juni 2019   06:08 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Suku Dayak di Desa Pampang, Kecamatan Samarinda Utara, Provinsi Kalimantan Timur. (KOMPAS.COM/BARRY KUSUMA)

Dalam upacara ini, air atau jus jahe banyak dimanfaatkan. Ini menggambarkan bahwa ketenangan dan kedamaian serta penuh cinta selama upacara, dan kehidupan yang makmur dan sejahtera akan hadir di antara semua.

Pada upacara ini, semua harus saling memaafkan dan dalam suasana damai. Benci dan dendam harus hilang pada saat itu. Upacara ini menempatkan kebersamaan, penghargaaan dan penghormatan kepada orang tua. saling menghargai

Yang menarik, tetua adat di kalangan masyarakat Dayak tidak harus selalu laki laki. Terdapat pencalonan perempuan, misalnya Ibu Lucia Baya Kallang, untuk menjadi tetua adat. Ini menarik. Di Kalimantan, tetua adat harus dikonfirmasi dan disetujui oleh pemerintah.

Dayak, Identitasnya, dan Indonesia sebagai Bangsa yang Perlu Menghargai Warganya

Sebetulnya, bukan hanya soal nama Dayak dan nama masyarakat Dayak, soal nama Indonesia  juga menjadi bagian pergumulan kita. Nama Indonesia yang berarti India Belanda, adalah nama kolonisasi, yang menempel walau sudah merdeka.  

Dalam hal Dayak, adalah masyarakat adat yang kemudian mempertahankan identitias Dayak untuk kemudian digunakan sebagai pemersatu ketika terjadi rapat damai Tumbang Anoi.

Dalam pertemuan itu, identitas penduduk asli Kalimantan ini dikatakan bukanlah identitas yang dikonstruksi dan direkonstruki. Pertemuan itu menyebutkan tanpa malu malu bahwa suku Dayak adakah suku yang dengan sadar memiliki falsafah hidup Huma Betang atau rumah panjang.

Ini memiliki makna bahwa identitas masing masing suku dan bangsa di negeri ini memiliki posisi setara. Negara perlu punya kearifan pada persoalan semacam ini. Kitapun sebagai warga negara perlu terus mendorong kesetaraan di antara sesama warganya. 

Pustaka : 1) Borneo; 2) Suku Dayak; 3) Suku Dayak 2; 4) Nama di Suku Dayak Kenyah; 5) Adakah Dayak Melayu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun