Cerita tentang pembangunan dan pemindahan Ibu Kota Negara baru bagi Brasil mungkin tidak terlalu diketahui banyak orang.Â
Di mana pembangunannya, hanya dikerjakan dalam waktu 2.000 hari dan ada kontribusi seorang Presiden RI yang pertama.Â
Inilah rasa kekaguman dan bangga saya bagi Bung Karno dalam kisah yang membekas ini dari tuturan seorang pemandu tur ketika bertugas di Brasilia.
Jokowi Sang Visioner
Langkah berani Presiden Kubitschek, seolah teringat kembali ketika Presiden Jokowi memutuskan memindahkan Ibu Kota Negara RI.Â
Dalam pemberitaan di CNBC Indonesia tanggal 10 Juli 2019 dengan tajuk Brasil Pindahkan Ibukota Selama Lima Tahun, Indonesia?Â
Dalam uraian tulisan itu pada tanggal 10 Juli 2019 telah dilakukan diskusi di Bappenas dipimpin oleh Menteri PPN/Bappenas saat itu Bpk. Bambang Brojonegoro dengan mengundang Dubes Brasil untuk Indonesia Rubem Barbosa dan Mantan Dubes RI untuk Brasil 2010-2015 Sudaryomo Hartosudarmo. Ditemukan alasan inti pemindahan Ibukota Rio de Janeiro untuk pemerataan ekonomi dan penyebaran penduduk.Â
Ibu kota Brasilia dibangun mulai dari nol, dimulai dari infrastruktur dasar yang dikerjakan dalam 3 tahun dan kemudian memindahkan penduduk ke kota tersebut dalam interval pembangunan 1956-1961.Â
Adapun dalam diskusi saat ini telah dikemukakan oleh Menteri PPN/Bappenas  bahwa perekonomian nasional Indonesia tertumpuk di Pulau Jawa sebesar 58% dan lebih spesifik jelas menurut Bambang 20% berasal dari wilayah Jabodetabek.
Belajar dari Brasil, maka dengan keteguhan hati untuk mengurai ketimpangan pembangunan yang Jawasentris dan keberanian mengatasi semua kecaman perencanaan di tengah pandemi, Presiden Joko Widodo akhirnya memindahkan Ibu Kota Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur.