Sebagai penanggung jawab komunikasi di pesawat kepresidenan, maka saya bertugas layaknya seorang "pramugari" sekalipun tupoksinya berbeda. Ketika terbang bekerja dan ketika di darat saatnya istirahat.
Setelah mendarat di Brasilia, kami mendapat kesempatan untuk melakukan kunjungan wisata ke beberapa ikon kota tersebut.
Konsultan itu Sang Proklamator RI
Brasilia adalah Ibu Kota Negara Federasi Brasil merupakan sebuah kota modern yang terencana dengan baik di bagian Selatan Amerika dan dibangun pada masa Pemerintahan Presiden Juscelino Kubitschek de Oliveira (JK).
Hari itu kami mengelilingi Kota Brasilia dan dipandu oleh seorang tour guide yang fasih berbahasa Indonesia dan ternyata seorang Pastor asal NTT yang sementara bertugas di Brasil.
Singkat cerita, kami mengunjungi beberapa ikon seperti Cathedral Metropolitana, JK Memorial Museum dan juga mendatangi “Titik Nol” Kota Brasilia.
Dari penjelasan pemandu tur bahwa Kota Brasilia sebagai Ibu Kota Negara yang baru, direncanakan akan dibangun dalam kurun waktu 50 tahun.
Namun Juscelino Kubitschek Presiden Brasil ke-21 dengan istri Sarah Lemos dalam kurun waktu tidak sampai 5 tahun dapat menyelesaikan dan memindahkan Ibu Kota Negara dari Rio de Janeiro ke Brasilia.
Kubitschek memiliki sahabat karib Presiden RI Soekarno yang adalah seorang Arsitek tamatan ITB dan sekaligus sebagai konsultan dalam pembangunan ibu kota baru tersebut demikian ungkap pemandu tur.
Akhir dari sebuah persahabatan melampaui sebuah perencanaan yang panjang, tercatat dalam kurun waktu tahun 1956-1961 Kota Brasilia terbangun sebagai Ibu Kota Negara baru pengganti Rio de Janeiro dan jika dihitung hanya membutuhkan waktu 2.000 hari pembangunan.