Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Entah di Mana Yuki Berada

12 Maret 2020   08:41 Diperbarui: 12 Maret 2020   11:08 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Dokri

Suatu hari di senja bergelut dengan rintik rinai hujan. Seperti biasa ayah duduk di teras rumah sambil membaca koran. Ayah Yuki baru pulang dari Rumah Sakit beberapa hari yang lalu. Ayah Yuki terkena diabetes. Penyakitnya tambah parah setelah ditinggal pergi oleh ibu.
Kini Ayah Yuki mulai sehat kembali. Apa yang harus aku lakukan jika aku mengutarakan keinginan suamiku dalam hati Yuki. Apakah ayah nanti drop lagi. Ah aku harus tetap bicara pada Ayah. Pikiran Yuki berkecamuk bagaimana caranya agar ayah mau ikut pindah ke rumah baru.

"Ayah ada yang ingin aku katakan," Yuki sambil duduk di kursi dekat ayah duduk.

"Ada apa Nduk," kata ayah sambil menurunkan koran yang dibacanya kemudian menatap Yuki.

"Cucuku sudah pulang dari les panahnya?"

" Belum Ayah, sebentar lagi dia pulang." Ujar Yuki.

"Suamimu kok dari kemarin belum Ayah lihat, kemana dia?"

"Ini yang mau Yuki ceritakan ayah." Kata Yuki.

Mas Hermawan ingin mengajak Ayah pindah ke rumah kami yang dekat dengan tempat pekerjaannya. Apakah Ayah mau ikutan pindah?" Kata Yuki sambil memandang ayah dengan wajah penuh harap.

"Rumah ini adalah kenangan terindah dengan ibumu. Rumah ini adalah ibumu, rumah ini hangat sehangat cinta kasih ibumu. Ayah memilih tetap setia bersama ibumu di sini.

"Tapi Ayah ibu sudah pergi, tidak apa-apa kan kita pindah rumah, dan rumah ini kita kontrakan," kata Yuki masih berharap Ayah berubah pikiran.

"Ayah tidak bisa anakku, berpisah dengan rumah ini. Sudah Ayah bilang rumah ini adalah ibumu, semua kenangan ada di sini. Biarpun ibumu tiada Ayah tetap merasa dia ada di dalam rumah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun