"Yuki bagaimana belum ada pengganti suamimu! Sepertinya sang manajer naksir kamu." Kata Intan antusias.
"Huss dia sudah punya bini lho." Ujar Yuki mengingatkan Intan.
"Tapi benar Yuki, kemarin dia menanyakan nomor handphonemu ke aku, tapi aku bilang saja langsung ke orangnya." Kata Intan.
Ah, aku tidak mau menyakiti hati perempuan kecuali jika memang itu permintaan dari istrinya," kata Yuki.
"Ih kau ini, mana ada kali seorang istri menyuruh suaminya menikah lagi. " Kata Intan seraya tersenyum simpul.
"Nah, tuh dia benarkan, tidak mungkin ada yang mau, makanya biarkan sajalah seperti ini dulu." Kata Yuki penuh percaya diri.
"Ok deh Yuki, semoga suatu saat kau mendapatkan suami yang setia dan sayang padamu," ujar Intan mendoakan sahabatnya.
"Terima kasih Intan atas doanya, yuk kita masuk lagi, jam istirahat sudah habis. Kata Yuki mengajak Intan ke kantor lagi.
******
Yuki tak mau gegabah memilih calon suami, takut seperti dulu lagi. Lebih baik sabar dan berdoa, semoga Tuhan segera memberikan jodoh sekaligus bapak yang terbaik buat putrinya.
Yuki masih berduka setelah kepergian ibu yang tercinta. Matanya masih bengkak karena kebanyakan menangis.