Ting, notifikasi masuk. Ini pasti dari Bapaknya anak-anak..
[Siapa, nih] balas Mas Anang. Â
Ish, judes amat, atau hanya jual mahal?Â
[Apa benar ini nomer Mas Anang?] balasku.Â
[Iya, siapa, nih. Jangan ganggu saya, yah, saya sibuk] balas suamiku. Wow sombong juga dia, Hmm, godaan selanjutnya, aku akan mengirim foto seksiku.Â
[Boleh kenal lebih jauh, nggak, Mas?] balasku sembari mengirim foto-foto seksi, tetapi wajah aku tutup dengan stiker. Bahaya kalau mengenaliku, bisa-bisa misi gagal.Â
[Jangan kirim-kirim gambar begituan, dosa! nanti dosa jariyah, lho! Hapus!]
Gubrak, Masya Allah, ternyata suamiku bisa menjaga pandangan. Owh Mas Anang, kamu memang suami the best. Sungguh terharu membaca balasan chat darinya.Â
[Jangan munafik, Mas, kamu suka, kan?] balasku. Aku ingin tahu sejauh mana imannya.
[Hai, aku sudah beristri, istriku lebih cantik meski dia sederhana dan nggak neko-neko, dia mau menerimaku apa adanya. Aku tahu apa maksudmu, kamu pasti hanya mau dengan hartaku, kan? Jangan harap!]
Owh, so sweet .... Aku terhura, eh, terharu. Mas, maafkan kengambekanku tadi, yah.Â