Ferdi menambah kecepatan motornya berharap cepat sampai.Â
"Eh Mas, jangan kencang-kencang, dong, aku takut," teriak Dita sambil mempererat pegangannya di pinggang Ferdi.Â
Ketika hampir sampai rumah Dita, Ferdi menghentikan motornya di jembatan.
"Lho, Mas, kok berhenti?" tanya Dita penasaran.Â
"Mas, kok diem aja, kenapa kita berhenti di sini? inikan sungai angker?" ucap Dita kembali. "Mas, kalau mau sesuatu, jangan di sini, nanti di rumah saja."Â
Ferdi masih diam. Setelah memarkir motornya, dia mengeluarkan dompet dan mengambil jimat yang dia minta dari Mbah Tujo.Â
"Mulai hari ini, aku tidak butuh kamu!" teriak Ferdi sambil membuang jimat tersebut ketengah sungai.
Setelah itu, dia meminta Dita untuk naik ke motor. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah Dita, karena jarak rumah Dita dengan sungai tempat membuang jimat tadi tak terlalu jauh.Â
Sesampainya di rumah Dita.
Plak!Â
Dita menampar Ferdi, "Kurang ajar kamu, Fer! Berani-beraninya kamu mengajakku kencan, hah!"