Ferdi terbelalak melihat penampilan Dita yang terlihat beda dari biasanya.Â
'Wow, luar biasa jimat ini,' batinnya.Â
"Yuk," ajak Ferdi sembari mempersilakan Dita untuk naik ke motor meticnya. Dengan malu-malu, Dita langsung naik ke motor tersebut.
Akhirnya mereka pergi ke kota untuk nonton film di bioskop twenty one.Â
Selesai nonton, Ferdi mengajaknya makan. Kali ini mereka makan di Kafe yang letaknya tak jauh dari bioskop.Â
"Mas Ferdi, maafkan Dita atas penolakan kemarin, ya," ucap Dita dengan nada menyesal.Â
"Iya ga apa-apa, yang penting sekarang kamu sudah mau menerimaku," ucap Ferdi sembari tersenyum. Ada rona bahagia terpancar dari wajah pemuda itu.
"Mas, bolehkan Dita minta dibelikan sesuatu?"
"Apapun yang Dita inginkan, akan Mas kabulkan," jawab Ferdi senang. Ia merasa puas, pasalnya Dita sekarang bertekuk lutut dihadapannya.Â
"Mas, kita belanja, yuk," ajak Dita merayu.Â
"Yuk," jawab Ferdi. Setelah makan, mereka menuju Matahari Mall untuk berbelanja. Dita mengambil barang-barang yang menjadi kebutuhannya, tak hanya itu, dia mengambil beberapa stell baju serta celana jeans. Melihat hal itu, Ferdi sedikit cemas. Dilihatnya isi dompet, untung bawa uang, batinnya.