Waaw, ada yang kaget disamping saya karena juga mau bayar. Saya langsung beranggapan bahwa orang tersebut bukan orang Kediri atau baru pertama kali beli pecel punten di sini.
Jangan kaget, karena saya sudah sering beli disana. Dengan santai saya keluarkan uang 10 ribu rupiah. Dan orang yang sempat syok tadi tambah kebingungan. Hehehehe
Yups, kata jutaan itu hanya sebagai pengganti dari ribu rupiah. Yang sudah dilakukan sejak awal adanya warung tersebut. Dan pada akhirnya menjadi keunikan tersendiri untuk warung tersebut.
setelah saya selesai membayar dan bergegas pulang, saya langsung dapat salam perpisahan dari sang penjual.
"Oke bos, matur suwun, Â mbenjeng mriki maleh nggeh".
Kalimat dari bahasa jawa yang artinya " terimakasih, besok ke sini lagi ya". Adalah ucapan yang menjadi ciri khas juga di warung tersebut. Tidak lirih, sengaja ucapan itu dikeraskan agar mengundang kaget dan tawa.
"Ya biar tidak sepi saja mas, menghibur mereka. Dan untuk mbenjeng mriki maleh itu harapan kita besok-besok akan kembali lagi, tidak bosan sama warung saya mas" jelas pemilik warung saat saya tanya.
Berharap untuk tidak bosan dengan dagangannya, dan menggunakan selogan yang ramah. Asyik juga ya idenya.
Tapi tidak karena 2 hal itu yang membuat warung pecel punten ini ramai dari pembeli. Selain dari keramahan sang penjual, memang pecel punten ini selalu bisa menggoyang lidah. Dan pembeli akan selalu ingin kembali lagi untuk menyantapnya.
Punten yang berbahan dasat beras yang dicampuri dengan santan. Jika dimakan punten saja sudah enak, apa lagi kalau dimakan dengan sambal pecel. Waah nggak kebayang kan gimana enaknya?