Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara kasat mata, uang menjadi tujuan akhir dari korupsi namun pada dasarnya uang hanyalah alat dari abstract system yang sifatnya disembedding (taktersimpan). Uang sanggup 'mencabut' lokalitas maknanya dari sekedar komoditi (alat tukar) menjadi nilai sesuatu; seperti uang adalah modal, jabatan, kesempatan, kekuasaan, kemapanan, dan lain-lain. Signifikasi tersebut melahirkan praktik korupsi seperti penyalahgunaan wewenang/jabatan, komersialisasi layanan publik, pemerasan, kecurangan, dan jenis-jenis korupsi lainnya.
Korupsi sebagai kejahatan struktural bukanlah kejahatan yang anonim (tanpa wajah) melainkan struktur dan agensinya dapat disendirikan dengan memperhatikan resiko-resiko masing-masing tindakan. Dampak struktural korupsi merupakan bagian dari manufactured risk (resiko yang dibuat) oleh manusia sendiri atas kepercayaannya terhadap abstract system/expert system.
Penaggulangan korupsi seharusnya dibarengi dengan pembersihan perbuatan-perbuatan ilegal seperti illegal logging, fishing, trading, dan lainnya yang kesemuanya membutuhkan sistem ahli yang bermoral. Gerakan-gerakan moral seperti gerakan antikorupsi sebagai wujud kontrol sosial-politik idealnya berkolaborasi dengan gerakan-gerakan kemanusiaan lainnya yang secara riil berkontribusi bagi terciptanya solidaritas masyarakat untuk saling mengurangi beban kemiskinan, ketidakadilan yang menjadi akar tindakan-tindakan koruptif
DAFTAR PUSTAKA
Ashcroft, B., Griffiths, G., & Tiffin, H. (2013). Post-colonial studies: The key concepts. Post-Colonial Studies: The Key Concepts, 1--355. https://doi.org/10.4324/978023777855
Canta, A., & Can, A. (2022). Justification of panopticon in superhero movies: The Batman Movie. Journal of Design for Resilience in Architecture and Planning, 3((Special Issue)), 122--135. https://doi.org/10.47818/drarch.2022.v3si076
Doucet, I., & Cupers, K. (2009). Agency in Architecture: Reframing criticality in theory and practice (editorial). Footprint (Delft School of Design Journal), Spring(4), 1--6.
Laval, C. (2012). Discipline and prevent. The new panoptic society. Revue Du MAUSS Semestrielle, 40(2), 47--72. https://search.proquest.com/docview/1418124431?accountid=14511%0Ahttp://sfx.ucl.ac.uk/sfx_local?url_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info:ofi/fmt:kev:mtx:journal&genre=article&sid=ProQ:ProQ%3Aibss&atitle=Discipline+and+prevent.+The+new+panoptic+society&title=Rev
Manokha, I. (2018). Surveillance, Panopticism and Self-Discipline. Surveillance and Society, 16(2), 219--237.
Ndumu, A., Marsh, D. E., Van-hyning, V., & Triola, S. (2020). Panopticism and Complicity: The State of Surveillance and Everyday Oppression in Libraries , Archives , and Museums. Journal Perspective, 1(2).
Simon, B. (2005). The return of panopticism: Supervision, subjection and the new surveillance. Surveillance and Society, 3(1), 1--20. https://doi.org/10.24908/ss.v3i1.3317