"Kamukah ini Nika..." suara Riko sayup di tiup angin malam.
"Ya bang Riko, ini aku..." jawab sosok yang kini ada di hadapannya.
Seakan ada tarikan magnet, keduanya sudah menyatu dalam pelukan melekat. Ciuman bertubi-tubi menghujani wajah keduanya.
"Aku kira aku hanya bermimpi sayang," bisik Riko tanpa melepas pelukannya.
"Mimpi yang jadi kenyataan Bang..." lirih suara gadis itu.Â
Riko memandangi wajah di keremangan itu sambil memegangi kedua tangan Nika. " Bagaimana kau bisa lagi ada di sini."
Nika terisak.
"Panjang ceritanya bang, ada saatnya aku bercerita pengalamanku yang mengerikan."
Riko kembali mendekap tubuh sintal itu ke tubuhnya. Erat sekali. Dikecupnya brulang wajah manis itu, dibelainya rambut lepas itu.Â
"Kita tak boleh pisah lagi sayang, tak akan lagi pernah." Riko berbisik mesra. Nika merebahkan wajahnya di dada Riko.Â
"Aku datang ke sini diantarkan keajaiban Tuhan untuk menjemputmu."