"Sekali lagi terima kasih Bu, namboru...Semoga Tuhan memberkati ibu sampai anak cucu." Hanya itu yang terucap dari bibir Nika.
Lalu, rencana selanjutnya Nika sudah mengatakan pada perempuan itu. "Aku harus secepatnya pergi Bu, harus segera..."
"Kenapa terus pergi, istirahat dulu di sini sampai para penculikmu benar-benar sudah tak di sini lagi."
Nika dengan berat hati menggeleng.
"Tidak Bu, maafkan aku namboru,aku harus ke Tuktuk, aku merasa berdosa dan tak tenang kalau tidak kembali ke sana melihat Riko yang kena tembak."
Perempuan itu mengernyitkan alisnya menatap Nika, sebelum mengangguk.
"Yah aku mengerti perasaanmu, tapi aku juga tak tega kalau kamu mengalami bahaya lagi."
"Aku berulangkali berdoa, agar Tuhan menyingkirkan mereka dariku. Aku harus secepatnya pergi Namboru, aku hanya perlu pertolngan namboru lagi mengantar aku ke setasiun angkutan ke sana."
Perempuan itu menghela nafas panjang, mengelus bahu gadis itu." Yah kalau itu yang terbaik menurutmu aku tak bisa menghalangimu. Aku hanya berpesan agar kamu hati-hati. Ibu nanti akan pikirkan caranya aman ke kota, biar aku sendiri yang antar kamu ke terminal, kebetulan ada keponakanku kerja mandur bus jurusan Samosir."
Nika gembiranya bukan main."Terima kasih namboru, terima kasih sekali."
"Sekarang kamu mandi dulu, itu airnya sudah mendidih."