Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Anti Vaksin dan Fasisme

12 Maret 2016   12:05 Diperbarui: 16 Juni 2017   15:47 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dampak anti vaksin || sumber: Council on Foreign Relations

Angka dan data riset tersebut tidak konsisten dengan fakta yang dikisahkan para keluarga. Akibatnya otoritas kesehatan memulai penyelidikan atas Dr Andrew Wakefield, butuh 12 tahun penyelidikan metode sains akhirnya Wakefield dinyatakan bersalah memanipulasi riset.

Anti vaksin memang berdampak pada negara maju, namun relatif sangat kecil, karena sistem kesehatan yang mumpuni serta fasilitas kesehatan yang tersebar luas. Namun, gerakan anti vaksin ini mempengaruhi mindset populasi dan pengambil kebijakan di negara berkembang, dampaknya tentu masif.

Peradaban negara berkembang, tanpa vaksin, akan rentan terhadap berbagai wabah, menghancurkan sendi kehidupan di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Para fasis dibalik layar, tidaklah bodoh, mereka paham benar akan dampak tersebut dan memang berniat agar hal tersebut terus terjadi.

Mereka punya cukup uang untuk melakukan riset jika benar vaksin memiliki bahaya yang mengancam manusia, punya reputasi untuk menyampaikan secara resmi. Namun sampai saat tak satu pun realitas bahaya vaksin dapat mereka sampaikan yang terbukti ilmiah.

Sejujurnya, karena memang motivasinya bukan untuk membuktikan vaksin berbahaya, namun bertujuan menyebarkan ketakutan tentang vaksin, agar jutaan manusia di belahan bumi lainnya mengalami penderitaan, di sinilah Fasisme tersebut menjadi nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun