Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Mengenal Dayak Borneo

2 Maret 2016   14:16 Diperbarui: 2 Maret 2016   14:34 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti bahasa yang digunakan Dayak Bedayuh, meski menggunakan bahasa daerah yang hampir sama, namun terdapat empat dialek berbeda yang tersebar di Kalimantan. Yakni dialek Bukar-Sadong, Biatah, Bau-Jagoi, dan Selakau-Lara (Asmah, 1987; Nais, 1989; Dundon, 1989).

Namun sayangnya, beberapa bahasa sub suku Dayak lain sangatlah endemik, hanya digunakan wilayah kecil, bahkan hanya diketahui oleh beberapa ratus kepala keluarga saja. Bahasa asli seperti ini yang terancam punah.

V. Self Protect

Akhirnya, tentu semua kembali kepada orang Dayak sendiri, melindungi budaya, adat, dan sejarahnya sendiri. Dibutuhkan suatu sistem untuk menghidupkan kembali sejarah dan eksistensi budaya Dayak, melalui edukasi, dokumentasi, studi literasi, dan riset.

Hanya saja, tak bisa dipungkiri, keinginan akan kekuasaan, politik, serta ekspansi korporasi di Borneo/ Kalimantan, dianggap jauh lebih penting daripada jati diri. Setidaknya para intelek Dayak dapat merefleksi diri dari perjalanan sejarah bangsa Dayak, ingin seperti apakah Dayak dilihat dalam beberapa dekade mendatang.

Bila para koloni penjajah bisa menyimpan mendokumentasi sejarah , budaya, adat lokal, sebagai harta yang tak ternilai, mengapa kita yang merdeka saat ini berpikiran sebaliknya. Sejarah dan segala perbadaan kultur merupakan kekayaan yang membentuk peradaban manusia menjadi lebih bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun