Kenapa aksi unjuk rasa tak banyak yang berani melakukan petisi, tak ada yang tahu secara pasti, namun pantas menjadi alasan bahwa tujuan unjuk rasa tersebut tidak sejalan dengan kepentingan publik.
Bila memang menyangkut keadilan dan kemanusiaan, hakul yakin, petisi akan mendapat hujanan dukungan dari rakyat Indonesia.
Ketika seorang remaja ditembak mati oleh polisi di Amerika Serikat, tanpa alasan yang jelas, Maret 2012, masyarakat menjadi murka. Namun unjuk rasa tak menghasilkan apapun, namun ketika rakyat melakukan petisi, dan terkumpul 2,2 juta tanda tangan, sebulan kemudian oknum polisi tersebut ditangkap dan menjalani proses peradilan.
Pada Maret 2013, Maskapai Garuda Indonesia mencabut persyaratan Surat Sakit bagi penyandang disabilitas yang menggunakan jasa maskapai tersebut. Ini disebabkan oleh petisi yang diajukan Cucu Saidah, aktivis penyandang disabilitas yang mendapat perlakuan diskriminasi saat bepergian dengan Garuda. Apakah unjuk rasa bisa mengubah ini, sedikit keyakinan bisa terjadi.
Sebenarnya lebih sulit menggalang massa untuk aksi unjuk rasa, namun itu akan menjadi pilihan jika tujuannya adalah unjuk taring. Dilain pihak, petisi tidaklah sulit, saat ini tersedia banyak laman resmi untuk mengajukan petisi, semuanya tersedia online, hanya sejauh ketikan jari.
Bijaksanalah, jadilah pejuang demokrasi yang cerdas. Jika hatimu untuk kemanusiaan, maka setiap langkah dan perbuatan akan bermanfaat. Publik akan selalu mendukung perjuangan mu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI