Tak terasa senyuman tipis, sangat tipis bahkan tidak ada yang bisa melihatnya, siapa dia, ya dia adalah Ibrahim Rayhan Zain. Zain tidak percaya bahwa lamarannya diterima. Meskipun Zain baru pertama kali melihat sosok Amira, ntah kenapa Zain langsung yakin bahwa Amira lah jawaban dari doa-doa nya selama ini.
"Pernikahan akan diadakan 1 minggu lagi" Ucap Abi Yusup
Deg
"Bund, Amira masih kuliah, apa tidak bisa nunggu setelah kuliah saja"
"Sayang jika menunggu kuliahmu selesai, Zain akan jamuran karena menunggumu sangat lama" Ucap Umi Salamah
Seisi ruangan tertawa kecuali Amira dan Zain yang masih menundukan kepalanya.
"Gapapa sayang, pernikahan akan tetap dilanjut, dan kamu tetap lanjut kuliahmu" Ucap ayah Rudi
Satu minggu kemudian.
Tidak terasa hari ini adalah hari dimana Amira menikah sama Zian. Dibawah sudah ada banyak tamu undangan, dari keluarga besar Dirgantara, Keluarga besar Abi Yusup, sahabat Amira, teman pondok Zain, dan masih banyak lagi.Â
"Gimana mempelai laki-laki sudah siap melafalkan akad nikah?" Tanya penghulu
"In Sya Allah sudah siap pak" Jawab Zain tegas