Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Ini, 5 Tahun yang Lalu

7 Juli 2016   13:01 Diperbarui: 8 Juli 2016   13:17 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

-

“Pak, Pak.. Berhenti dulu sebentar.”

“Ya, bu?”

“Sebentar, Pak. Mampir dulu ke toko seberang. Bapak tunggu di sini saja biar nggak repot mondar-mandir.”

Dan becak berhenti tepat di depan toko mainan.

Aku tersenyum membayar sebuah mobil balap merah menyala. Bima pasti suka. Tak sabar melihat binar matanya sembari berkata, “Makasih, Tante Mirna.” Menggemaskan. Ah, seandainya saja Tuhan memberiku berkah buah cinta dalam pernikahan. Seorang anak yang entah kapan bisa kutimang.

“Ibu, awas!”

Tiba-tiba langit tak jadi membiru. Tubuhku terhempas menghantam sesuatu. Mobil balap merah yang terbungkus rapi terlepas dari genggamanku. Seketika berkerumun banyak orang. Beberapa diantaranya mengatupkan bibir dan menggumamkan sesuatu. Entah mengapa kepalaku terasa ringan. Semakin lama semakin bertambah ringan.

“Mirnaaa!!”

Aku berdiri di samping Damar yang tak sengaja melintas di depan toko mainan. Kucoba meredakan tangisnya, tapi tak bisa. Damar seperti tak mendengarku berbicara.

-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun